MasukDaftarHalaman Saya
Kisah Ayah Bunda
6 Sosok Orangtua yang Membuat Anak Menjadi Keras Kepala
Dibaca 17122
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Cara pengasuhan yang salah yang dapat memperburuk sikap keras kepala anak Anda.

Janganlah menjadi orangtua yang seperti berikut ini!

1. Berteriak/membentak

Saat anak berkeras kepala, ada orangtua yang berpikiran bahwa sikap keras kepala si kecil harus dilawan dan menunjukkan serangan balik kepadanya. Tetapi, namanya juga anak-anak, pasti bisa menunjukkan keras kepala. Anak tidak akan mengerti mengapa ibunya memarahi dengan cara berteriak.

Jika orangtua berteriak marah untuk menanggapi sikap keras kepala anak, tindakan seperti ini justru dapat memberikan luka kepada anak. Memarahi anak dapat membuat anak menuruti ucapan orangtua, tetapi ini dapat membangunkan rasa amarah pada anak. Anak hanya sekedar mengekspresikan perasannya, tetapi orangtua yang memarahinya dapat menghambat perkembangan kebebasan anak.

2. Tergesa-gesa

Ketika Anda merasa dikejar-kejar waktu, Anda merasa tidak memiliki waktu untuk mendengarkan permintaan anak. Pada orangtua yang seperti ini, biasanya berakhir dengan memenuhi permintaan anak agak berhenti bersikap keras kepala. Dan anak-anak paham dengan kenyataan ini.

Saat anak memperlihatkan sikap keras kepalanya, orangtua yang tergesa-gesa pasti akan mencari jalan keluar yang paling instan, dengan memenuhi keinginannya. Keadaan semakin parah ketika anak menunjukkan keras kepala ketika orangtua dalam keadaan sibuk. Cobalah luangkan waktu dan hadapilah sikap keras kepala anak. Hentikan sebentar kegiatan Anda dan fokuslah kepada dirinya.

3. Selalu menyelesaikan masalah dengan suara keras

Anak mempelajari konsep moral dengan cara meniru perilaku ayah dan ibunya. Jika orangtua sering menunjukkan sikap bermoral, maka anak juga akan tumbuh menjadi anak yang bermoral. Tetapi, jika orangtua selalui menyelesaikan dengan nada suara yang keras dan selalu bersikeras maka anak juga dapat meniru perilaku yang sama.

Anak akan mempelajari cara penyelesaian masalah dengan mengamati perilaku orangtuanya.

4. Tidak konsisten

Jika orangtua selalu menunjukkan sikap yang berbeda-beda dalam menanggapi sikap keras kepala anak, maka anak tidak akan tahu kapan bisa bersikap keras. Misalkan anak berkeras kepala meminta dibelikan mainan, orangtua menyanggupinya ketika sedang memiliki mood yang bagus, tapi orangtua malah marah ketika sedang memiliki mood yang jelek, maka anak akan kebingungan bagaimana harus menyesuaikan situasi.

Saat seperti ini, yang anak ketahui hanyalah menunjukkan ‘keras kepala’. Setidaknya anak pernah berhasil menggunakan teknik keras kepala, maka apapun hasilnya yang bisa anak lakukan hanyalah menunjukkan keras kepala. Semakin Anda tidak konsisten dengan sikap Anda, maka sifat keras kepala anak akan semakin parah.

5. Selalu mengabulkan segala keinginan anak

Ada orangtua yang selalu memenuhi keinginan anaknya. Alasannya bisa karena orangtua ingin memuaskan keinginan diri sendiri melalui anak atau malah takut anak akan marah secara berlebihan. Jika orangtua selalu memberikan segala keinginan anak, maka ketika ada situasi yang tidak bisa Anda berikan, anak akan menunjukkan sifat keras kepalanya. Karena anak tahu bahwa dalam situasi apapun Anda akan memenuhi keinginannya.

Jika anak tumbuh pada keluarga seperti ini, anak akan memiliki sifat keras kepala yang kuat. Anak akan menjadi seseorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan akan sulit beradaptasi di luar lingkungan keluarganya.

6. Bersikap terlalu otoriter

Sebaliknya, ada orangtua yang tidak suka mengizinkan keinginan anaknya. Orangtua takut anak berbuat kesalahan, sehingga memutuskan untuk tidak mengizinkan segala hal dan hanya memikirkan pendapat orangtua saja. Sikap seperti ini dapat menindas perasaan anak dengan merasa niat dan ide nya yang tidak didengarkan oleh orangtua.

Jika orangtua menekan semua perilaku anak, maka di setiap kondisi anak bisa menunjukkan perasaannya dengan bersikap keras kepala. Anak dapat melawan semua ucapan orangtua dan anak dapat menunjukkan sikap keras kepala di tempat-tempat yang dapat membuat orangtua malu.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?