MasukDaftarHalaman Saya
Kisah Ayah Bunda
Anak Lebih Banyak Belajar dari ‘Orangtua yang Sehat’ Ketimbang dari ‘Orangtua yang Pintar’
Dibaca 10490
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Ternyata membesarkan anak itu sulit dan menjadi ‘orangtua yang pintar’ itu tidak mudah…

Setiap orangtua menentukan pola pengasuhan seperti apa yang ingin diterapkan kepada anak dan pada kenyataannya, pola ini berhubungan dengan kelekatan yang mempengaruhi kehidupan anak. Tapi, usaha untuk menjaga pola pengasuhan ini terkadang berada di luar kapasitas orangtua.

Anda sudah mengetahui manfaat pola pengasuhan tapi ternyata praktiknya cukup menyulitkan. Cara apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk menghadapi setiap kesulitan?

1. Saling berbagilah, karena siapapun pasti merasakan kesulitan dalam membesarkan anak

Banyak hasil penelitian ilmu antropologi menyatakan bahwa untuk memuaskan kebutuhan psikologis dan mental anak dibutuhkan lebih dari 4 orang dewasa yang mendampingi masa pertumbuhannya. Inilah tanda bahwa menyesuaikan kebutuhan anak merupakan hal yang sulit. Apalagi di zaman sekarang, para orangtua banyak sekali fokus terhadap pola pengasuhan anak. Ada orangtua yang mampu menjalankan peran mereka dengan baik, sehingga mereka merasa puas dan berhasil menjadi orangtua yang memiliki standar yang tinggi. Tapi, bagi orangtua yang merasa situasi mereka tidak sesuai dengan standar seringkali merasa ‘Apakah saya Ibu (Ayah) yang baik?’ dan kurang percaya diri dalam mengasuh anak. Situasi ini kadang dapat menyulitkan hubungan antara suami istri. Mengasuh anak itu sulit bagi siapapun juga. Tidak ada jawaban yang mutlak. Akui kenyataan ini dan yang terpenting, pasangan suami istri harus saling berbagi perasaan. Hubungan orangtua yang saling mempercayai dan harmonis merupakan cara agar Anda tidak merasa hilang diri dan dibandingkan apapun itu, ini adalah cara yang efektif dalam pengasuhan anak.

2. Pahami faktor penyebab kesulitan yang Anda rasakan

Anda perlu menyediakan waktu untuk merenungkan kesulitan apa yang sedang Anda rasakan. Banyak sekali kasus dimana tingkah laku bermasalah pada anak ternyata berhubungan dengan pola pengasuhan yang diterima sewaktu kecil. Tidak hanya di dalam hubungan antara orangtua dan anak saja, masalah ini juga sering muncul di dalam hubungan Anda dengan pasangan, teman dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya renungkanlah mengapa Anda merasakan kesulitan dan telusuri pengalaman apa saja yang berhubungan dengan masalah ini, kemudian ceritakanlah kepada pasangan Anda. Dalam situasi ini, pasangan Anda akan berusaha memahami dan berempati dengan situasi Anda. Karena luka Anda tidak akan pulih jika diatasi bersama orang yang membuat hati Anda terluka saja. Apabila Anda sudah berpengalaman dalam memulihkan luka, maka pasti Anda akan lebih fleksibel ketika menghadapi masalah yang sama.

#Penting: hindarilah memberikan kritik dan penilaian saat berempati dan mengakui situasi pasangan Anda!

3. Perhatikan gaya kelekatan Anda

Ketika orang dewasa membina hubungan dengan orang lain, biasanya mereka akan melibatkan pengalaman kelekatan yang pernah dilalui. Jika Anda sudah mengetahui gaya kelekatan Anda, maka Anda pun bisa menemukan cara berkomunikasi yang lebih baik bersama pasangan dan anak Anda. Cobalah pahami gaya kelekatan Anda!

[Secure]

  • Ciri-ciri: keseimbangan antara kemesraan dan kebebasan
  • Perilaku: mudah merasakan kemesraan bersama pasangan dan terkadang merasa nyaman saling bergantung kepada satu sama lain. Tidak memiliki masalah saat sendirian. Anda dapat mengelola dan menggunakan perasaan positif dan negatif dengan baik.

[Anxious-preoccupied]

  • Ciri-ciri: mengharapkan hubungan kemesraan yang tinggi
  • Perilaku: cemburu besar ketika pasangan memiliki perhatian lebih terhadap hal lain. Karena mudah merasa cemas, sehingga memiliki mood yang naik dan turun, serta kadang mengekspresikan perasaan secara berlebihan. Akan merasa aman ketika pasangan selalu menganggap Anda berharga, jika tidak, Anda akan mencari penyebab utama dari kecemasan Anda dan menyalahkan diri. Seringkali melampiaskan perasaan negatif terhadap makanan.

[Dismissive-avoidant]

  • Ciri-ciri: memiliki mekanisme pertahanan diri dengan cara bebas dan tidak perhatian
  • Perilaku: menganggap bahwa kebebasan dan kemandirian adalah hal yang paling utama. Walaupun dapat menunjukkan tata krama yang baik kepada orang lain, tapi Anda akan merasa terbebani ketika lebih dekat secara emosional, sehingga secara sadar Anda akan menunjukkan jarak secara fisik atau emosional kepada siapapun. Merasa lebih nyaman ketika sendiri.

[Fearful-avoidant]

  • Ciri-ciri: takut untuk membina hubungan kemesraan
  • Perilaku: mengharapkan bisa dekat dan bergantung terhadap orang lain, tapi merasa takut dilukai oleh orang yang dipercaya. Karena sering merasakan emosi yang berbanding terbalik, maka Anda sering merasakan pikiran yang rumit. Mengharapkan pasangan Anda untuk perhatian, tetapi Anda sendiri mengalihkan dan mengurangi perasaan tersebut, menolak mengekspresikan rasa sayang kepada pasangan, atau merasa tidak nyaman untuk mengekspresikannya.
Apa gaya kelekatan Saya?

Sekarang yang harus dilakukan yaitu memahami diri Anda sendiri. Gaya kelekatan Anda yaitu segala metode pengasuhan yang sudah Anda lalui sedari kecil dan terbentuk dari hubungan interpersonal Anda, kebenaran itu tidak dapat diubah. Seperti soal penjumlahan 1+1=2, gaya kelekatan inilah merupakan jawaban yang tepat. Pasti ada penyebabnya, tetapi anggap saja semua ini nantinya menjadi pengalaman dan buah pikir yang baru.

4. Tunjukkan perhatian dan hiburan kepada pasangan yang sedang menghadapi kesulitan

Sama seperti kelekatan bersama orangtua penting untuk perkembangan anak yang sehat, kelekatan bersama pasangan juga penting untuk kesahatan diri ‘Anda’ sendiri. Kelekatan yang intim di antara pasangan dapat disalurkan juga kepada anak sebagai orangtua. Memberikan perhatian yang hangat dan hiburan kepada pasangan yang sedang dilanda masalah dapat memperkuat dan menstabilkan kelekatan pasangan suami istri. Gaya kelekatan sebelumnya pun dapat berubah melalui hal ini. Karena anak yang merasakan kelekatan yang aman biasanya mampu berdiri kembali dari kesulitan, sehingga apabila Anda dapat membina kelekatan yang aman bersama pasangan, Anda akan merasa lebih mudah melawan segala kesulitan dan sering merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

#Penting: Mulai dari diri Anda sendiri. Ulurkan tangan terlebih dahulu, maka orang lain pun pasti akan mengikutinya.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?