MasukDaftarHalaman Saya
Info Tumbuh Kembang
'Periode Sensitif' yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Dibaca 16925
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Apakah Anda tahu bahwa tumbuh kembang anak itu ada masa dan tahapannya? Anak tidak hanya menguasai keterampilan ini itu begitu saja. Ada masa yang sesuai dalam setiap tahapan perkembangan, khususnya masa-masa dimana stimulasi itu dibutuhkan. Nah, apa sih yang dimaksud dengan ‘periode sensitif’ yang berpengaruh terhadap pertumbuhan buah hati kita dan apa yang harus orang tua lakukan?

Setiap area pada masa perkembangan anak kita akan berkembang pesat pada waktunya. Pada masa ini, buah hati kita mulai belajar, berkreasi dan menyerap berbagai macam informasi seperti spons. Masa ini disebut dengan ‘periode sensitif’ atau 'periode kritis'. Periode sensitif biasanya muncul dari bayi lahir sampai usia 6 tahun. Pada masa ini, jika orang tua memberikan berbagai stimulasi yang sesuai dengan anak, maka si kecil pun dapat berkembang dengan baik. Tetapi jika orang tua melewatkan masa ini, beberapa area perkembangan akan berjalan lambat. Agar tumbuh kembang anak berjalan lancar, sebaiknya orang tua menyediakan lingkungan yang cocok untuk memberikan stimulasi-stimulasi sesuai dengan area perkembangan si kecil.

‘Periode sensitif’ itu tidak hanya ditentukan berdasarkan tahapan, tetapi setiap area memiliki fasenya masing-masing. 

Mari kita pelajari mengenai apa saja yang ada pada periode sensitif anak usia 0~6 tahun.

1) Periode sensitif anak menggunakan kedua tangan (2 bulan~2 tahun):

Si kecil sudah dapat menggunakan tangan untuk menyentuh tubuhnya sendiri dan juga mengisap jarinya. Si kecil juga mulai bisa menggapai benda, memegang benda dan sebagainya dengan menggunakan tangan.

2) Periode sensitif bayi mengenal urutan (0~6 tahun)

Si kecil mulai tertarik dengan benda dan ruangan. Ia mengembangkan ketertarikan dan kepekaannya akan ruangan mulai dari mengeksplorasi tubuh sekaligus lingkungan yang ada di sekitarnya. Masa ini paling sering terlihat pada saat anak berusia 6 bulan sampai 2 tahun.

3) Periode sensitif bayi mengenal tata krama atau etiket (0~6 tahun): 

Jika si kecil senang berperilaku sesuai etiket yang baik, maka ia akan pintar dalam meniru tingkah laku orang lain. Ketika anak jarang menyampaikan salam, orangtua harus selalu menunjukkan contoh yang benar. (Periode sensitif untuk etiket ini paling sering terlihat pada usia 2,5~4 tahun).

4) Periode sensitif pada kemampuan motorik (0~6 tahun):

Ketika si kecil sudah bisa berjalan, ia akan bereksplorasi dengan naik-turun tangga, berjalan mengikuti garis, serta berjalan di jalan yang landai/turunan. Jika aktivitas-aktivitas ini cukup sering dilakukan, tubuh anak pun dapat bertumbuh secara normal. Masa ini paling sering terlihat pada anak usia 2 sampai 4 tahun. Pada masa ini, si kecil mulai belajar mengatur koordinasi tubuhnya sendiri.

5) Periode sensitif bayi mempelajari bahasa (0~6 tahun):

Bayi mulai mengoceh sejak usia 4 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan bahasa pun akan terus meningkat dari anak berusia 2,5 tahun sampai 6 tahun. Anak mengembangkan kemampuan bahasanya dengan cara mengobservasi dan meniru suara dan gerakan mulut orang lian, maka dari itu, orang tua sebaiknya dapat mengenalkan bermacam-macam kosakata kepada anak.

6) Periode sensitif pada kemampuan sensorik bayi (0~6 tahun):

Anak memiliki kebutuhan untuk mempelajari kemampuan menggunakan seluruh pancaindra yang ia miliki. Dengan melatih pancaindra mereka, si kecil dapat mempersiapkan diri bagaimana nantinya ia dapat beradaptasi dengan budaya dan mengembangkan kemampuan diri mereka ketika berhadapan dengan sebuah masalah.

Kalau begitu, aktivitas apa yang dapat diberikan untuk mengembangkan periode sensitif anak?

(1) Bantulah agar anak dapat memenuhi kebutuhannya.

Pada masa ini, biasanya anak beraktivitas mengikuti insting mereka. Anak akan melakukan apa yang ia inginkan, melihat apa yang ia ingin lihat, dan menyentuh apa yang ia ingin sentuh. Memenuhi kebutuhan si kecil, caranya sangatlah mudah. Berikanlah apa yang ia butuhkan! Ketika anak mengharapkan sesuatu, sebaiknya Anda berusahalah untuk segera memenuhi kebutuhannya. Ada orang tua yang khawatir jika semua keinginan anak selalu dipenuhi, maka nantinya anak akan memiliki kebiasaan yang buruk. Ada juga orang tua yang selalu menyediakan segala macam, walaupun anak belum tentu membutuhkannya. Kedua macam gaya asuh orangtua ini justru bisa mengakibatkan adanya keterlambatan dalam perkembangan anak. Hal yang penting dilakukan yaitu sebaiknya orangtua menyediakan lingkungan di mana anak dapat mencoba berbagai macam hal sendirian. Misalkan anak tertarik pada suatu benda tapi letaknya jauh, Anda dapat mengambilkan benda dan menaruhnya pada jarak yang dekat dengan si kecil. Ketika si kecil memiliki kesulitan dalam menggunakan suatu benda dan ia meminta bantuan Anda, pada saat itu bantulah dengan secukupnya hingga si kecil bisa melakukannya sendiri.

(2) Bantulah mengembangkan otot-otot tubuh anak.

Saat ini, otot-otot motorik si kecil mulai berkembang sehingga jumlah aktivitasnya pun semakin banyak. Ketika bayi mulai meregangkan tangan dan menyentuh benda di usia 4-5 bulan, si kecil akan terus-terusan beraktivitas menggunakan tangannya. Ia akan mulai mencoba menyentuh benda, menggenggamnya, memindahkannya, melemparnya dan memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya. Sebetulnya ia sedang mengumpulkan berbagai macam informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh, mencium bau dan merasakannya dengan mulut. Proses yang melibatkan pancaindra si kecil bermanfaat membangun kecerdasan otaknya.

Selain itu, tidak hanya tangan dan otot-otot kecil saja, tetapi juga seluruh motorik kasar bayi Anda pun akan berkembang. Bayi mulai menegakkan leher, memutar badan, dan merangkak. Ketika kemampuan bergerak bayi sedikit demi sedikit berkembang dengan lebih baik, pada saat itu juga bayi mulai bisa mendekati barang yang ia inginkan dengan usahanya sendiri.

Hal yang harus diperhatikan oleh orangtua yaitu singkirkanlah benda-benda tajam atau benda berbahaya sebelum terlihat oleh bayi dan waspadalah selalu agar bayi tidak berada dalam bahaya. Ketika bayi sedang berusaha mendekati sebuah benda, kemudian Anda menyingkirkannya karena mungkin dapat berbahaya, bisa jadi bayi akan sangat terkejut. Dan ketika kebutuhannya tidak terpenuhi, ia akan merasa frustrasi. Oleh karena itu, singkirkanlah benda-bena berbahaya sedari awal. Dan, agar bayi dapat mengeksplorasi benda-benda yang menarik perhatiannya, biarkanlah ia menyentuh benda tersebut dengan bebas.

(3) Bereaksilah terhadap terhadap tingkah laku anak.

Sejak kecil, bayi sering sekali mengoceh. Sangatlah penting jika orangtua menunjukkan reaksi terhadap si kecil yang sedang mengoceh. Saat menerima respons dari orangtua, si kecil dapat menyadari bahwa tingkah lakunya dapat menghasilkan respons sehingga membuatnya lebih banyak bersuara/berceloteh. Tidak hanya memenuhi kebutuhan si kecil saja, respons dari Anda pun dapat membantu perkembangan kemampuan bahasanya. Karena itu, tunjukkanlah respons pada setiap ocehan yang ditunjukkan oleh buah hati Anda!

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?