1. Balaslah pertanyaan anak dengan ‘pertanyaan’ juga
Untuk bisa mengarahkan anak menjawab pertanyaan secara logis, berikanlah pertanyaan terbuka yang dapat menghasilkan jawaban yang beraneka ragam, ketimbang memberikan pertanyaan tertutup yang jawabannya sebatas ‘ya’ dan ‘tidak’ saja.
Anak-anak pada masa usia ini mulai merasa penasaran dengan berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya, seperti ‘bagaimana bayangan terbentuk’, ‘kenapa malam gelap’, dsb. Memberikan jawaban yang jelas kepada memang bagus, tapi cobalah berikan kesempatan kepada anak untuk memikirkannya kembali. Balaslah pertanyaan anak dengan ‘pertanyaan’ juga!
Poin perkembangan untuk membangun anak yang dapat berpikir logis: Di negara-negara maju, anak yang mulai berlatih presentasi sejak TK, maka semakin besar kemampuan presentasinya pun akan meningkat. Karena melalui presentasi, anak dapat menyusun informasi-informasi yang telah dipelajari dengan baik dan membagikan informasi tersebut kepada orang lain.
2. Jelaskanlah tingkah laku anak secara logis
Ketika anak menunjukkan perilaku yang bermasalah, maka berikanlah penjelasan yang logis atas perilakunya.
Apabila Anda dapat menjelaskan alasan mengapa Anda membatasi perilaku anak, maka anak pun tidak akan merasa sakit hati dan mau menerima batasan dari Anda. Tapi, memberikan penjelasan logis tanpa memperbaiki perilaku anak tentu saja bukanlah cara yang tepat.
Setelah memahami perasaan anak, barulah Anda dapat memberikan penjelasan logis mengapa Anda melarangnya.
3. Ajarkan anak untuk dapat memahami hubungan antar manusia
Perubahan kurva tumbuh kembang anak akan terlihat jelas berdasarkan pada seberapa banyak orangtua dan anak memiliki percakapan yang berkualitas.
Walaupun anak tidak terlebih dahulu bertanya, cobalah Anda mulai menceritakan kepada anak tentang cara membina hubungan yang baik bersama orang lain. Sebaiknya, jelaskanlah mengenai akibat dari perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh anak!
Jelaskanlah akibat yang muncul karena perilaku anak. Beritahukan kepada anak apabila ia terlambat bangun di pagi hari, ia tidak dapat melakukan kegiatan di TK dari awal jam masuk dan ketinggalan kesempatan untuk menyapa guru dan teman-temannya. Bantulah agar anak dengan sendirinya dapat memahami dan bertanggung jawab atas dampak yang akan terjadi atas perilakunya. Setelah ia cukup mengerti, anak pun akan mengubah perilakunya dengan sukarela.
4. Janganlah memotong ucapan atau mengacuhkan anak
Kemampuan berpikir logis dapat terbentuk melalui pengalaman dan ucapan sehari-hari. Ketika anak mengekspresikan pemikirannya melalui ucapan, pada saat itu kemampuan berpikir logis pun secara perlahan sedang berkembang. Apabila Anda memotong ucapan atau mengacuhkan anak, maka tentu saja kemampuan berpikir logis ini akan sulit dikembangkan.




