MasukDaftarHalaman Saya
Pengasuhan Anak
7 Alasan Mengapa Bayi Tidak Suka Makan
Dibaca 15372
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Anda pasti sedih saat si kecil tidak mau makan, padahal Anda sudah memasak makanan dengan susah payah. Saat anak menolak untuk makan hasil masakan Anda, tentu saja suasana hati Anda pasti jelek. Tetapi, si kecil pasti punya alasannya sendiri. Kira-kira apa alasannya? Setelah memahami mengapa mereka tidak suka makan, Anda bisa mencari solusi yang sesuai. Jika Anda bersabar, si kecil pasti berangsur-angsur akan pintar makan juga.

Bayi yang tidak suka makan, dan hanya minum susu dan nyemil, pasti membuat para ibu galau.

Ada beberapa alasan mengapa bayi tidak mau makan.

Mungkin ada alasan di bawah ini yang sesuai dengan keadaan Anda~!

◎ Terlalu dini memulai MPASI.

Pada umumnya, pemberian MPASI dianjurkan kepada bayi saat berusia 6 bulan. 

Tetapi jika MPASI diberikan terlalu dini dari usia tersebut, sulit bagi bayi untuk mengunyah dan mencerna makanan dnegan baik, sehingga wajar jika bayi cenderung menolak untuk makan.

◎ Minum jus/sari buah terlalu dini.

Saat Anda membaca buku-buku pengasuhan anak, saat memulai pemberian MPASI, boleh saja untuk memulai dengan buah terlebih dahulu. Tetapi jika bayi mengenal rasa buah yang manis dan wangi terlebih dahulu, maka tidak heran bila ia tidak akan menyukai rasa bubur beras yang tawar. Jika Anda masih dalam tahap awal pemberian MPASI, sebaiknya hindari memberikan buah-buahan, dan berikan bayi bubur beras sebelum minum susu atau makan buah.

◎ Memberi bubur yang terlalu kental.

Saat pertama kali memberi MPASI, sebaiknya mengacu pada tingkat kekentalan yang lebih kental daripada ASI, tetapi cair seperti sup encer.

Jika Anda memulai dari bubur yang encer, lalu mengentalkannya secara bertahap, maka transisi bayi untuk makan makanan yang lebih kental tidak akan membuatnya kaget dan semakin mulus. Jika dari awal Anda memberikan makanan yang terlalu kental, akan sulit bagi bayi untuk memakannya dan ia akan menolak.

Jika Anda melakukan kesalahan ini, keadaan bisa berefek lebih serius daripada yang Anda bayangkan. Meskipun Anda mencoba kembali mengencerkan bubur tersebut, banyak bayi yang sudah terlanjur trauma dan punya kenangan buruk terhadap makanan, sehingga tetap saja ia akan susah makan. Jangan menyerah dan lebih baik tetap dengan rutin memberi makanan pada kekentalan tersebut dan teruslah mencoba dengan rutin.

◎ Belum menemukan waktu yang tepat untuk memberi makan.

Banyak yang berkata , baik untuk memulai pemberian MPASI di pagi hari. Tetapi bisa saja saat baru bangun dan masih pagi, bayi belum terlalu nafsu makan. Karena itu lebih baik Anda mencermati pola bayi Anda, dan memberinya makan saat suasana hatinya sedang senang.

◎ Memberi makan pada saat bayi terlalu lapar.

Anak-anak yang sudah semakin besar pada umumnya akan makan dengan lahap pada saat mereka lapar. Tetapi bayi tidak demikian. Jika sudah terlalu lapar, bayi akan memilih untuk minum susu yang mudah dan cepat ditelan daripada makanan padat. Karena itu, Anda bisa mencoba untuk menyusui terlebih dahulu, baru memberinya makan setelah beberapa saat kemudian.

◎ Memberi makan dalam posisi berbaring.

Prinsip dasar pemberian MPASI adalah makan dengan sendok, dalam posisi duduk.

Jika bayi belum bisa duduk, tetapi Anda memberi makan dalam posisi setengah berbaring, selain ada bahaya dan resiko tersedak, bayi juga bisa merasa tidak nyaman.

Jika bayi belum bisa duduk sendiri, Anda bisa mencoba mendudukkan bayi di pangkuan Anda dan Anda menyuapinya dari belakang.

Bagaimanapun itu, memberi makanan padat sebaiknya dilakukan saat bayi dalam posisi duduk.

◎ Bayi sedang tumbuh gigi.

Gejala tumbuh gigi pada setiap bayi memang berbeda-beda, namun pada umumnya tumbuh gigi dimulai pada usia 6 bulan. Saat bayi tumbuh gigi, gusinya bengkak dan gatal, sehingga bayi cenderung rewel dan tidak ingin makan.

Tentu saja tidak banyak yang bisa dilakukan selain menunggu hingga giginya tumbuh, tetapi Anda bisa membantu meredakan rasa sakitnya dengan mengompres gusi bayi dengan saputangan yang dibasahi dengan air dingin, atau memberikan alat gigitan untuk dikunyahnya dengan bebas.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?