MasukDaftarHalaman Saya
Konsultasi Parenting
[Pojok Healing] Stres Akibat dari Sifat Cemas Saya dan Suami yang Emosional
Komentar 2
Dibaca 200
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Saya adalah seorang ibu berusia 40 tahun lebih dan memiliki 2 anak berusia 15 tahun dan 13 bulan.

Sebetulnya saya tidak begitu paham apa itu cinta tulus dari orang tua… Dan apa itu persahabatan sejati... Selama ini, saya berusaha untuk menemukan jawabannya. Sampai akhirnya saya juga pernah mengalami depresi hingga terpikir untuk mengakhiri hidup.

Di depan orang, saya selalu memasang topeng dan menyembunyikan isi hati saya… Terkadang saya merasa kasihan dengan diri saya sendiri. Saya juga tidak memiliki banyak teman atau kenalan, walaupun saya bersyukur masih punya beberapa teman dekat yang membuat saya berpikir bahwa ternyata saya juga orang yang baik.

Sekarang masalahnya, suami saya bukan orang jahat tapi dia seringkali tidak bisa mengendalikan amarah dan kadang sampai mencaci maki saya. Memang tidak sampai melukai secara fisik, tapi ia pernah menunjukkan gestur hendak memukul saya. Sikap suami saya mengingatkan saya pada kenangan masa kecil. Dulu, ayah saya yang perokok berat juga pemarah besar. Saya sering kali merasa ketakutan.

Meskipun suami saya sudah meminta maaf dan menyesali kesalahannya, bahkan berkata bahwa ia tidak akan mengulangi kejadian ini lagi, tapi ia menganggap saya lah penyebab mengapa dia marah-marah.

Selain itu, hubungan saya dan anak pertama ada baik dan tidak baiknya. Semakin besar, si sulung jarang berinteraksi dengan saya. Tapi, ia masih mau bercerita dengan ayahnya. Saat si sulung rewel, suami saya sering mengalah karena menganggap dia kan anak laki-lakinya. Si sulung juga lebih sering berkontak fisik (menempel) dengan ayahnya ketimbang dengan saya.

Masalah lainnya yaitu ketika saya mulai bekerja, biasanya saya hanya bisa bertahan 1 - 2 tahun saja. Saya tidak tahan dengan masalah hubungan antar pekerja di sana sehingga saya memilih untuk mengalah. Padahal, saya merasa ada beberapa orang yang cocok dengan saya. Saya biasanya lebih akrab dengan orang-orang yang tidak berhubungan kerja secara langsung dengan saya, misalnya karyawan beda divisi.

Akhirnya saya lelah dan mengajukan berhenti kerja. Nanti kalau anak kedua sudah cukup besar, saya harap saya bisa mencoba mencari kerja lagi tapi saya tidak yakin saya mampu. Rasa percaya diri saya sudah tenggelam.

Mohon bantuannya. Saya ingin sekali lepas dari semua ini dan menjalani kehidupan yang baru, walaupun sudah berjuang keras tapi saya tidak yakin dengan diri saya sendiri. Saya sudah mencoba mengunjungi rumah sakit dan klinik psikologi, tapi saya merasa tidak ada perubahan.

✨ Salam sejahtera,

Rupanya Anda selama ini merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tua sehingga mengakibatkan munculnya rasa cemas sekaligus kesepian, ya. Dan, alangkah bahagianya jika suami Anda bisa menjadi ‘supporter’ nomor satu Anda, tapi tampaknya suami Anda juga memiliki masalahnya sendiri yang mana membuat masalah Anda dan suami bertabrakan hingga sulit diatasi.

Pertama-tama, marilah kita telusuri masalahnya satu per satu. Mulailah dengan menerima semua masalah yang sedang Anda hadapi agar dapat dipecahkan sedikit demi sedikit. Pengalaman masa kecil di mana Ayah Anda yang perokok berat seringkali berperilaku kasar dan membuat Anda sering cemas dan takut. Ibu Anda juga tidak berdaya menolong. Rasa cemas ini terbawa hingga ke kehidupan sosial di mana Anda enderung berhati-hati saat mengungkapkan pendapat atau justru sering kabur dari masalah. Hal inilah mungkin salah satu penyebab mengapa Anda tidak bisa lama bekerja di satu tempat. Tapi, saat ini Anda ingin menjadi lebih bahagia. Dalam lubuk hati yang terdalam, Anda ingin berubah tapi rasa takut dan cemas yang sudah tertanam sejak kecil ini terlalu kuat. Selain itu, melihat sikap suami Anda yang suka hilang kendali emosi juga mengingatkan Anda terhadap rasa takut yang terbentuk sejak kecil.

Sekarang, mari lihatlah hal positif yang ada pada masalah Anda. Walaupun Anda memiliki luka batin yang sulit hilang, tapi rupanya Anda masih bisa menjalani kehidupan sosial dengan baik. Bertahan selama 1-2 tahun di tempat kerja bukan berarti Anda tidak kompeten. (Akhir-akhir ini, banyak berita beredar bahwa karyawan baru cenderung berhenti kerja setelah setahun bekerja). Dan, walaupun suami Anda sulit mengelola emosinya dan suka berkata kasar, tapi hubungannya dengan anak pertama sangatlah baik. (Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa peran ibu akan menjadi sulit ketika anak remaja berselisih dengan ayahnya.) Selain itu, Anda masih memiliki beberapa orang dekat yang berhubungan baik dengan Anda. Walaupun sulit, cobalah berpikir dan tanamkan dalam hati bahwa ‘Aku sudah berusaha dalam hidupku, aku ingin menjadi lebih bahagia, aku ingin memperbaiki situasi ini, aku ingin berubah, aku ingin melindungi anak-anakku, aku ingin menjaga rumah tanggaku’. ‘Aku adalah seseorang yang bertekad untuk berubah menjadi lebih baik.’

Bayangkan Anda memasuki ruang di dalam hati Anda. Ingatlah saat Anda masih kecil dan memiliki masalah dalam hati Anda berpikir seperti ini “Saya harus kabur. Saya tidak mau terluka lagi. Ini semua pasti karena ayah ibu tidak menyayangi saya’. Pemikiran seperti ini dapat tertanam kuat di dalam diri Anda hingga dewasa. Saat Anda merasa takut masuk ke lingkungan baru, Anda berpikir untuk lari. Dulu, Anda mungkin hanya tahu cara untuk melarikan diri. Tapi, sekarang waktu sudah berlalu. Anda sudah dewasa dan walaupun sedang melewati masa yang sulit, Anda juga bertemu dengan orang-orang baik, ada kalanya kemampuan Anda dihargai di tempat kerja, dan Anda juga sudah hebat membesarkan anak-anak Anda

✅️  Anda memiliki karakteristik sebagai berikut:

[A] Memiliki kecemasan sejak kecil

[B] Mudah berinteraksi dengan orang lain

[C] Unggul dalam menjaga dan melindungi keluarga

Anda dapat merangkumnya seperti ini. Anda yang berusia 40-an mengalami krisis dan tumbuh dengan memilki karakter [A] sampai [C], saat ini Anda memiliki masalah dengan suami dan pengalaman buruk di tempat kerja sehingga saat karakter [A] pun muncul.

Dulu bagi Anda, melarikan diri adalah cara untuk melindungi diri dan pemikiran ini semakin kuat sehingga sulit diubah. Perlahan-lahan, Anda harus berusaha membentuk pola pikir baru yang lebih positif. Prosesnya memang tidak cepat, tapi dengan kegigihan Anda, yakinlah bahwa Anda bisa mengubah pola pikir Anda.

Anggap saja Anda pernah mendapatkan pengalaman buruk di tempat kerja. Kejadian ini membuat luka masa kecil Anda muncul kembali. [A] akan berteriak ‘Lari!’, sedangkan [B] yang terampil di tempat kerja akan menghalangi Anda untuk lari dari masalah. Suara [A] di kepala Anda terlalu besar sampai suara [B] tidak terdengar dan akhirnya Anda memilih untuk melarikan diri. Bayangkanlah baik-baik. [A] kali ini sudah tidak bisa melindungi Anda. [B] dan [C] muncul karena Anda sudah tumbuh semakin dewasa. Sambil meminjam kekuatan dari [B] dan [C], cobalah cari solusi yang tepat supaya Anda tidak terbawa oleh [A].


[B] Walaupun sekarang sedang dalam situasi yang sulit, tapi dulu pernah ada kejadian yang serupa dan kita berhasil melaluinya tanpa harus kabur dari masalah. Coba telusuri masalahnya secara pelan-pelan. Pasti ada solusi yang tepat!
[C] Betul itu! Anak-anak kita pasti akan bangga dengan ibunya yang berani memecahkan masalahnya sendiri.
[A] Tidak seperti itu! Ini masalah besar, lho! Ini semua gara-gara kita tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup, makanya kita tidak kuat melewati masalah ini. Kabur itu adalah jawaban yang paling tepat.
[B] Kamu kan sudah cukup merasakan penderitaan, tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Hei [A], kami kan ada di sampingmu.
[C] Pekerjaan kita berkaitan dengan karakter kita. Jika kita bekerja terus maka karakter kita pun akan menjadi lebih kuat dan bisa membuat keluarga kita lebih bahagia. Jadi, janganlah menyerah!

Sama juga dengan hubungan Anda dengan suami. Setiap pasangan punya masalahnya masing-masing, begitu juga dengan keluarga Anda. Alangkah baiknya, jika suami bisa lebih mendukung Anda yang memiliki kecemasan, tapi karena tidak seperti itu, Anda menjadi lebih menderita. Kecemasan yang dibawa [A] dapat semakin membesar, sedangkan [B] dan [C] tidak cukup kuat melawan [A].

Sifat emosional suami Anda mungkin saja terbentuk dari hasil pengalaman masa lalunya. Sepertinya suami Anda memilih marah sebagai cara melampiaskan stres-nya. Walaupun suami Anda mudah marah, tapi ada kalanya ia meminta maaf atau menunjukkan perhatian terhadap anak-anak.

Cobalah berikan energi positif kepada diri Anda sendiri dengan cara mengumpulkan informasi 'siapa saya', mengenali ‘Apa yang aku suka? Rupanya saya merasa bahagia saat ini. Inilah hal yang saya hargai., dsb.”. Bereksplorasilah dengan diri Anda sendiri setiap ada kesempatan. Lalu, catatlah segala informasi yang Anda dapatkan. Selain itu, ada tiga upaya yang bisa Anda coba.


Hal pertama yang bisa Anda coba lakukan yaitu ‘olah raga’. Anda perlu merasakan energi dari tubuh Anda sendiri untuk memberikan ‘energi’ kepada jiwa Anda juga. Kalau hanya dipikir berulang-ulang, perubahan itu tidak akan pernah terjadi. Sifat kasar Ayah Anda di masa lalu sudah meninggalkan luka di dalam hati. Ketika Anda merasa cemas, tubuh Anda lah yang pertama akan bereaksi. Selain itu, ucapan kasar dari suami Anda juga tidak hanya melukai fisik tapi juga mental Anda. Agar kenangan buruk di masa lalu tidak memberi dampak negatif terhadap diri Anda di masa sekarang, mulailah dengan membangun stamina fisik yang kuat. Karena itu, Anda butuh berolahraga.

Banyak sekali yang beralasan kalau tidak bisa berolahraga. Mulailah dari yang kecil dahulu. Jika Anda sudah merasa ‘saya bisa dengan gerakan ini’, lalu tambahkanlah waktu olah raga 10 menit lebih lama, lalu 20 menit lebih lama. Anda dapat menambahkan waktu atau gerakan lain sedikit demi sedikit sampai Anda terbiasa.

Ada seorang ibu. Setelah melahirkan, tubuhnya tidak kembali seperti semula sehingga ia berulang kali menyalahkan dirinya sendiri sampai mengalami depresi. Ibu ini tidak mau bermain dengan bayinya dan lebih sering melamun. Suatu hari, ibu ini menangis tersentuh saat bayi 13 tahunnya memeluk erat. Saat itu, ia pun mulai memantapkan tekadnya. Bayinya dititipkan selama beberapa jam kepada saudara, lalu ibu ini menyempatkan waktu untuk berlari. Ia pun bertekad untuk mengembalikan bentuk tubuhnya seperti dulu dan ingin memulai lagi kehidupan dengan rasa percaya diri. Rupanya cinta dari si kecil sangat kuat untuk membuat ibu ini bergerak.
Ada juga seorang ibu yang bekerja sebagai pegawai ‘call center’. Ibu ini seringkali mendapatkan kata-kata kasar dari pelanggan yang mana sudah mengusik mentalnya. ‘Saya sudah tidak tahan seperti ini terus, tapi saya tidak ingin berhenti bekerja’. Kemudian, ibu ini mulai mengikuti kelas tinju. Ibu itu berlatih gerakan tinju sambil membayangkan pelanggan-pelanggan kasarnya, dan sekarang ia pun merasa lebih sehat baik secara fisik dan mental, sekaligus keahliannya pun bertambah. 


Upaya kedua yang perlu Anda lakukan yaitu membuat daftar aktivitas yang dapat merangsang panca indra, khususnya dilakukan saat sedang sedih dan lelah. Karena hal penting yang dapat mengurangi depresi yaitu ‘mengobservasi diri secara terus menerus’, ‘merealisasikan perilaku’, ‘membentuk kebiasaan yang teratur’, dan ‘mendapatkan rangsangan panca indra’. Rancanglah daftar aktivitas yang bisa Anda lakukan dengan spesifik dan coba juga ide-ide kreatif yang tercetus di kepala Anda. Mari kita ambil contoh.

1) Saya pecinta kopi. Setelah bangun pagi, saya selalu mengusahakan untuk memikirkan hal-hal positif sambil minum kopi dan membaca buku.
2) Setiap kali saya merasa tertekan, saya suka membunyikan bel yang ada di dapur. Bel ini berfungsi untuk mengingatkan saya ‘STOP berpikiran negatif!’
3) Saat mood saya jelek di malam hari, saya gendong si kecil sambil membawanya jalan-jalan di sekitar rumah. Setelah itu, setidaknya hati saya menjadi lebih tenang dan si kecil pun akan tidur lebih pulas setelah lelah berjalan-jalan.
4) Saat saya sedang merasa depresi, saya coba menyalakan lagu kesukaan di dalam kamar, menutup pintu dan menari supaya bisa berhenti memikirkan kesedihan saya. Setelah menari, perasaan saya jauh lebih enak.
5) Ada masanya saya merasa hampa setelah menidurkan anak di malah hari. Kerjaan saya hanya menonton video-video di hp, tpai malah tambah murung. Karena itu, saya mulai menulis diari. Saya mencoba mengekspresikan isi hati, harapan demi masa depan, pencapaian hari ini, rasa bersyukur hari ini, dsb melalui tulisan. Setelah itu, saya akan merasa lebih lega dan berkembang.
6) Saat saya dipenuhi dengan emosi negatif. Cobalah cari acara dokumenter tentang kisah hidup seseorang. Menonton dan mendengarkan kisah hidup orang lain yang rupanya lebih sulit membuat hati saya terenyuh hingga meneteskan air mata. Saya pun merasa lebih lega setelah menangis. Saya pun berpikir rupanya masalahb hidup saya belum seberapa, saya mesti menjalani hidup saya dengan lebih bijaksana.
7) Ketika kepala saya terasa ‘mumet’, saya suka merajut, memotong rumput, atau membersihkan rumah. Saat mengosongkan kepala sambil melakukan aktivitas yang berulang-ulang, pikiran saya pun menjadi lebih segar.

Demi mengobati segala perasaan sulit, buatlah daftar aktivitas ini dan perbaruilah secara berkala. Anda tidak perlu melalukan semua aktivitas sekaligus, tapi cobalah satu persatu dan periksalah apakah aktivitas tersebut memberi dampak yang baik bagi Anda, lalu cobalah aktivitas lainnya dan ulangi jika Anda menyukainya. Akan lebih baik lagi, jika Anda mencatat aktivitas dan hasilnya dengan spesifik supaya Anda pun dapat memahami diri Anda sendiri.

Secara alami, manusia lebih baik dalam ‘menangkap sinyal negatif’ demi bertahan hidup. Tapi, itu semua bergantung dengan seberapa parah atau seberapa kecil sinyal yang diterima. Anggap saja Anda termasuk orang yang sering sekali terjerumus pikiran negatif. Tentu Anda perlu berusaha untuk membuang jauh pikiran negatif ini dengan cara memikirkan ‘aktivitas apa yang saya sukai.’


Upaya ketiga adalah mencoba menulis diari yang bisa membentuk karakter baru. Mungkin Anda sudah terbiasa berprasangka negatif terhadap diri Anda sendiri. Perasaan positif pun kadang hanya lewat begitu saja. Padahal Anda seharusnya yakin bahwa Anda masih memiliki sisi yang cemerlang dan terampil dalam bidang tertentu. Tapi ini semua tidak masuk ke dalam perhatian Anda.

Nah, mulai sekarang coba tulislah karakter-karakter seperti apa yang Anda miliki dari yang paling keren, hal-hal atau pengalaman yang berharga bagi Anda, keterampilan yang Anda miliki, hal yang Anda syukuri, dsb. Catatan ini pun bisa membantu Anda untuk lebih mengenal diri Anda. Awalnya mungkin sulit untuk dilaksanakan. Tapi, coba bertekadlah dan buatlah jadwal jam berapa Anda akan menulis diari ini. Contohnya, hal yang dapat Anda tulis:

1) Hal yang patut saya syukuri hari ini
2) Hal terbaik yang saya lakukan hari ini
3) Hal baru yang saya temukan dan sukai hari ini
4) Hal yang membuat saya lelah hari ini dan bagaimana cara mengatasinya

Setiap kali Anda diliputi dengan pikiran negatif, coba carilah buku diari ini dan bacalah isinya. Coba rasakan apa yang terjadi! Anda mungkin akan terhibur dengan tulisan-tulisan positif yang sudah Anda tulis.

✅️ Singkatnya, untuk membangun hubungan baik dengan diri Anda sendiri dan meningkatkan level energi Anda lakukanlah 1) Olahraga fisik yang dapat melepaskan energi buruk, 2) Setiap muncul perasaan negatif dan juga pengalaman menyenangkan coba lakukanlah hal-hal yang ada pada daftar aktivitas Anda, 3) Tulislah diari dan bacalah kembali secara rutin untuk memantapkan diri dan karakteristik Anda.

Setelah Anda mulai ‘bersahabat’ dengan diri Anda sendiri, lalu mulailah mengatasi masalah eksternal yang ada di sekitar. Untuk masalah karakter suami Anda, cobalah temukan waktu yang tepat untuk membicarakannya bersama suami Anda. Karena jika semakin dipendam, masalah ini tidak akan pernah selesai. Ketika suami Anda temperamental, cobalah kontrol emosi Anda lebih dahulu. Coba pahami dulu mengapa suami bersikap emosional. Dan ajaklah berdiskusi untuk memecahkan masalahnya bersama-sama. Jika masalahnya berlanjut semakin parah, carilah bantuan ahli dan konsultasikan masalah untuk mendapatkan solusi yang mungkin cocok dan efektif membantu suami Anda dalam mengendalikan emosinya.

-----

🔍 Bebas komen dan sharing pengalaman Anda semua di kolom komentar. Ingatlah untuk saling berbagi pendapat dengan suasana yang kondusif, membantu, dan saling menghargai!🍀

🔍 Silakan kirim email ke tina@havitplay.com jika Anda memiliki pertanyaan/sharing seputar perkawinan/parenting/keluarga/sosial yang membutuh pencerahan. Kami akan mengunggah dan memberi jawaban dari kisah Anda di [Pojok Healing] secara bergiliran/mengantri. 

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.

mamaminshalebih dari setahun yang lalu
caci maki itu verbal abuse lho Mbak. ajak suaminya konseling perkawinan kah????

rintintinlebih dari setahun yang lalu
solusi yang solutif. semoga sender baca dan bisa menemukan jalan keluar.
Lihat komentar lain
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?