MasukDaftarHalaman Saya
Kisah Ayah Bunda
Menggali Esensi Perasaan Seorang Ibu
Komentar 3
Dibaca 2976
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Dalam dunia pengasuhan anak, kelekatan (attachment) sudah dianggap seperti ‘jargon’. Banyak orang yang sudah tau, kelekatan yang dimiliki orangtua mempunyai kemungkinan yang besar akan 'diwariskan' kepada anaknya. Karena itu, kurang bijak jika Anda tidak memperdulikan pendewasaan diri Anda sendiri.

Berdasarkan buku, tayangan dokumenter, dan info pengasuhan lainnya, pernyataan bahwa 'kelekatan adalah sesuatu yang turun-temurun' bukanlah hal yang baru. Semua informasi terlihat benar, tetapi di satu sisi juga ambigu. Cobalah pikirkan situasi-situasi berikut untuk membuat Anda lebih paham mengenai pernyataan tersebut.

Ibuku adalah seseorang yang keras dan menakutkan. Waktu aku kecil, jangankan memeluk dan menyemangatiku, kalau aku berbuat kesalahan, ibu akan menegurku dengan ucapan ‘Kamu mirip siapa sih?’. Karena memiliki ibu yang seperti itu, aku tumbuh menjadi seorang yang hatinya terluka dan memiliki harga diri yang rendah, tetapi sekarang kondisiku sudah lebih baik. Aku tidak mau membesarkan anakku seperti ibuku membesarkanku. Aku khawatir bagaimana anakku nanti kalau aku asuh seperti gaya pengasuhan ibuku. Bagaimana kalau ternyata 'kelekatan' memang betul-betul bisa menurun. Aku juga cemas karena tipe kelekatan dari ibuku kadang muncul pada diriku kadang tidak. Aku takut akan menjadi ibu yang seperti itu. Sebenarnya, kemarin aku memarahi anakku karena tidak mau mendengar ucapanku. Aku tahu dia begitu karena masih anak-anak, tapi saking jengkelnya aku berteriak ‘Kenapa sih kamu ini? Bunda bilang kan harus begini!!’. Anak pasti merasa takut dan juga sedih. Secara tidak sadar, ternyata tindakanku mirip seperti ibuku dulu.

Situasi di atas adalah contoh paling tipikal dari 'menurunnya kelekatan'.  Bertindak seperti ibu atau seperti ayah, atau bersikap seperti apa yang mereka tunjukkan kepada Anda dahulu, tetapi yang dimaksud 'turunan' bukan berarti ini saja. Ini hanya salah satu kondisi yang muncul dari beberapa yang ada. Kalau Anda hanya fokus pada tampak luar ini saja, maka ini tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, manual yang mengajarkan kalau begini harus begini, kalau begitu tidak boleh begitu ini justru dapat berbahaya. Ketika berprinsip hanya pada beberapa tindakan yang terlihat dari luar saja, tanpa memikirkan hal-hal yang mendasar, itu tidak ada bedanya dengan menutup luka dengan perban hanya untuk menyembunyikan darah yang terlihat, tanpa mengobati lukanya terlebih dahulu.

Filsuf terkenal, Rudolf Steiner menyatakan bahwa masalah ini baru bisa diselesaikan dengan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Permasalahan fisik yang nampak dari luar baru bisa diselesaikan dengan memperbaiki dulu dimensi mental/spiritual. Ini terdengar seperti hal yang mudah. Ketika tanpa alasan, dada Anda terasa sesak atau sakit kepala, bukan berarti hanya semata-mata tubuh Anda yang rusak. Jika dilihat dari kehidupan emosional Anda, bisa jadi penyebabnya muncul dari situ. Mungkin saja Anda selalu menahan amarah atau menyimpan segala kecemasan dan kekhawatiran. Karena itu muncullah penyakit stres, depresi, dan penyakit saraf yang timbul dari permasalahan dimensi emosi muncul pada tubuh seseorang, dan tidak bisa dijelaskan secara medis, meskipun secara fisik, seseorang terlihat baik-baik saja.

Mengapa Anda cemas? Tidak ada apapun yang terjadi, tetapi si alam bawah sadar Anda, selalu ada perasaan takut dibuang dan tersingkirkan. Misalnya, saat kecil, ibu Anda menitipkan Anda di rumah nenek. Tetapi dari sudut pandang Anda waktu itu, Anda merasa ditelantarkan dan dibuang. Kekurangan dari alam bawah sadar Anda mempengaruhi keseharian Anda. Saat melihat orang lain pun, Anda langsung menyetel pikiran Anda "aku tidak ingin dibuang.", dan bertingkahlaku berdasarkan pemikiran itu. Tetapi sebetulnya, apakah Anda dibuang? Itu hanya pengalaman di masa lalu saja. Tapi tanpa sadar, perasaan tersebut akan muncul dengan sendirinya. Itulah bukti bahwa dunia alam bawah sadar Anda sangatlah kuat.

Luka di balik perban adalah alam bawah sadar Anda. Pola asuh turunan juga bagian dari alam bawah sadar. Kekurangan yang berada di dalam bawah sadar mengarahkan emosi sehingga mempengaruhi sikap Anda. Oleh karena itu, untuk berhenti mengkhawatirkan bahwa sikap Anda akan menurun ke anak, saat perasan itu muncul di alam bawah sadar Anda dan segera sadari bahwa ‘Sekarang sudah tidak begitu lagi, itu semua hanyalah kenangan masa lalu yang sudah berlalu’. Dengan begitu, Anda dapat mengalihkan kekhawatiran ‘Aku bertindak seperti ibuku’ ke dimensi yang lain. Rasa kekurangan yang muncul juga dilakukan secara tidak sadar, sehingga ‘di alam bawah sadar’ Anda perlu mengenali pikiran dan tindakan di dalam rasa kekurangan. 

Pertama-tama, temukanlah kata kunci. Mungkin ada beberapa kata kunci, tapi boleh saja memulai dari satu kata kunci. Contoh dari kasus di atas yaitu kata kuncinya ‘menahan emosi sendiri’. Kekuranganku yaitu aku tumbuh bersama ibuku yang tidak memperdulikanku, sehingga aku selalu menahan diri untuk mengungkapkan keinginanku dan selalu mengalah. Jika pikiran ini terus mempengaruhi Anda sampai sekarang, maka perasaan Anda akan tetap sama ‘Saat hanya aku yang bertahan dan mengalah = saat ibu tidak berusaha mengenali kesulitanku’. Ibuku adalah orang yang egois.

Bukan berarti Anda adalah orang yang bodoh, tetapi karena segala keegoisan dari masa kecil yang merupakan bagian dari kekurangan di alam bawah sadar Anda. Jika Anda tidak mau menerima ini, untuk memulainya pun akan sulit. Berpikiran bahwa Anda hanyalah korban yang hatinya terluka dan menyedihkan seperti ini tidak akan membantu Anda. Terimalah bagaimana Anda memandang dengan penting diri Anda dan jadikanlah sebagai kata kunci. Tidak perlu pendidikan yang tinggi untuk melakukan ini.

Jika Anda berhasil menemukan kata kunci yang tepat, untuk tahap berikutnya yaitu sebaiknya Anda menyadari ketika dalam kehidupan sehari-hari ‘batin’ diri Anda terpengaruh. Dalam kehidupan Anda banyak sekali yang membuat hati Anda terluka. Saat seperti itu muncul, bertanyalah kepada diri Anda sendiri. (Kebanyakan menanggapinya secara emosional, tetapi untuk berlatih mengenali perasaan Anda sendiri, sebaiknya tahanlah kesedihan Anda dan tariklah napas yang dalam untuk sementara waktu).

Sekarang, tanyakan lagi pada diri Anda sendiri. Jika Anda masih sedih saat memikirkan kembali kata kunci 'menahan emosi sendiri' lagi, maka artinya kekurangan di alam bawah sadar Anda sudah menyapu semua pikiran Anda. Mungkin memang ada situasi di mana Anda perlu mengalah. Tetapi, tidak perlu menanggapi situasi secara berlebihan. Salah satu karakteristik dari kekurangan di alam bawah sadar Anda adalah mendorong Anda jadi membesar-besarkan masalah dan membuat Anda jadi emosional secara berlebihan.Kesimpulan berlebihan dalam mengahadapi kekurangan di alam sadar Anda dapat membangunkan emosi yang berlebihan. Oleh karena itu, tenangkanlah diri Anda selama sesaat, jika Anda belum berhasil menenangkan diri Anda, berniatlah bahwa lain kali Anda akan berusaha menenangkan diri Anda. Jika ini dilakukan berulang-ulang, Anda akan menjadi semakin tenang.

Pada tahap selanjutnya, temukan waktu dimana Anda dapat ‘memproyeksikan’ diri Anda kepada anak. Jika tahap sebelumnya belum terlewati, maka tahap ini akan menjadi sulit. Oleh karena itu, introspeksi diri sangatlah penting dilakukan oleh orangtua. Bukan berarti Anda merasa perlu menutup-nutupi kesulitan anak karena takut disalahkan sebagai orangtua, tetapi berpikiran bahwa ketidaksadaran orangtua diturunkan ke anak. Biasanya ada panduan cara untuk mengobati luka hati orangtua dan cara berempati kepada anak. Artinya orangtua dapat menggunakan luka hatinya untuk bersemangat mengarahkan anak untuk menunjukkan ‘sikap yang benar’. Tetapi, setelah kita semua memahaminya, pada kenyataannya cara ini tidak berlangsung lama. Pada akhrnya, Anda terus-terusan mencari buku atau video panduan lainnya.

Bawalah kata kunci yang sudah Anda dapatkan, lalu lihatlah anak Anda, Di dalam kepala Anda berpikiran ‘Ternyata menyedihkan saat menyelesaikan suatu masalah sendiri. Aku tidak akan membiarkan anakku merasakan hal yang sama.’

Anak Anda adalah anak yang ‘polos’. Saat membutuhkan sesuatu, ia mengekspresikan perasaannya melalui tangisan, saat ia hanya sedikit merasa terganggu, ia tidak langsung menangis, tetapi setelah waktu berlalu beberapa saat ia baru menangis. Ketika isi popok penuh, ia menangis tanpa suara, tertawa atau merengek untuk menarik ketidaknyamanannya, berusaha menahan tangisan saat disuntik, Sebagai ibu, Anda akan berempati dan selalu memperhatikan anak dengan seksama.

Jika tidak ada masalah dengan tahapan-tahapan di atas, maka Anda akan terlihat seperti seorang ibu yang baik. Namun, proyeksi yang disebabkan oleh kekurangan Anda dapat semakin terlihat. Anda telah menyimpulkan bahwa ‘Walau sulit, anakku tegar sekali melewatinya’. Mungkin ini bisa saja terjadi, anak dapat tumbuh menjadi anak yang baik, tenang dan tipe yang dapat menikmati dunia. Jika anak tidak merasakan ketidaknyamanan dengan popok yang penuh atau mendapatkan suntikan, ia bisa menunjukkannya dengan tenang. Namun, jika Anda berpikiran ‘kasihan hidupku yang harus bersusah payah sendiri. Kasihan masa kecilku!", maka anak pun kan terlihat menyedihkan. Ini menjadi refleksi diri yang sempurna.

Mungkin Anda sudah berhasil mempraktikkan satu macam cara pengasuhan, tetapi tapi ada lagi bentuk ‘turunan lain’ dengan yang berbeda, dan justru berkebalikan. Aku berbeda dengan ibuku, maka aku akan selalu menempel di samping si kecil, aku tidak akan membiarkannya sendiri, pada tipe ibu yang mengorbankan segala hal untuk anaknya sendiri ini sama berbahayanya.

Jika anak menolak sikap Anda, timbul pikiran ‘Aku sudah membesarkanmu seperti ini, tetapi aku sedih karena kau menolak pemberianku’. Ketika Anda menyatakannya dan bersikap lebih tegas, anak mungkin akan menunjukkan sikap yang Anda harapkan, tetapi ia dapat ‘tidak memahami dan merasa sendirian’. Dari sinilah 'sikap turunan' akan dimulai. Sikap ibu yang muncul tanpa disadari ini dapat memberikan pengaruh yang buruk kepada anak. 

Sikap yang muncul di alam bawah sadar seperti ini membuat Anda kesulitan menyadarinya, dari luar terlihat sebagai sikap yang baik, tetapi ternyata sikap yang ditunjukkan sulit untuk dipahami. Karena dahulu Anda dibesarkan di lingkungan yang tidak mampu, maka Anda ingin memberikan makanan dan pakaian yang terbaik kepada anak, kereta dorong bayi yang paling mahal, segala macam barang bermerk khusus untuk anak, apakah Anda berpikiran seperti ini? Anda dibesarkan dengan sering menerima bentakan dari orangtua, maka Anda selalu ingin memeluk dan menjaga si kecil, tapi apakah Anda khawatir anak akan tumbuh menjadi manja? Anda sering merasa kesepian karena dibesarkan oleh ibu yang bekerja, maka apakah Anda berpikiran bahwa semua waktu ingin Anda habiskan bersama si kecil saja?

Walaupun sikap yang Anda tunjukkan dimulai dari niat yang baik, namun sikap yang berasal dari kekurangan diri Anda tidak akan memberikan pengaruh yang baik. Terimalah karakter diri anak dan mengumpulkan kembali proyeksi yang Anda miliki agar anak memiliki kehidupan yang ceria dan sehat selalu. Mengumpulkan kembali proyeksi dan menunjukkan sikap yang patut dicontoh mungkin akan sulit, setidaknya kita harus memahami kekurangan diri kita dan kapan kekurangan tersebut akan muncul.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.

rintintinlebih dari setahun yang lalu
menginspirasi

YuniAdhainilebih dari 2 tahun yang lalu
Ini yg sedang terjadi 😔


mumzlebih dari 2 tahun yang lalu
Sama bun
Lihat komentar lain
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?