MasukDaftarHalaman Saya
Tips Permainan
Teknik Berdialog Orangtua Agar Anak Pintar Bergaul
Dibaca 4489
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Saat Anda mengajak anak bermain ke luar rumah, Anda pasti selalu berharap bahwa ‘anakku pasti cocok bermain dengan siapa saja’. Anda juga berharap anak dapat bermain dengan mainan bersama teman-teman di sekitar atau bermain lari-larian, serta akrab dan menjadi anak yang terkenal dapat bermain bersama orang lain. Anda pasti merasa tidak nyaman jika anak Anda merasa tertinggal dari teman-temannya. Jika Anda ingin membesarkan anak yang cocok bermain dengan teman-temannya maka apa yang harus dilakukan? Berikut ini adalah cara-cara menumbuhkan kemampuan sosial anak.

Taman bermain dari sudut pandang orang dewasa, merupakan tempat dimana anak-anak berlari-lari dan aktif bermain. Dan juga tempat dimana anak dapat segera cocok bermain dengan anak-anak lain walau baru pertama kali bertemu. Tapi, anak-anak dapat memiliki situasi yang berbeda. Jika ada anak yang sudah bermain satu dua jam tapi merengek minta bermain lebih lama, ada juga anak yang selalu ingin berada di samping Anda tidak mau membaur. 

Banyak anak-anak yang menghindari anak-anak dan lingkungan yang masih asing bagi dirinya dan merasa kesulitan untuk bermain bersama orang lain. Terkadang ayah dan ibu dapat merasa sedih saat mengawasi anak bermain. Orangtua akan mencoba meminta anak lain “ayo main sama Chai juga ya!” dan bahkan ada juga orangtua yang memarahi anak lain karena tidak mau bermain dengan anaknya.

Semua sikap anak pasti ada alasannya. Saat Anda memarahi anak ‘kamu kok nggak ajak temanmu ngobrol?”, ini malah dapat mengakibatkan anak menjadi lebih takut dekat dengan teman-temannya. Jika anak Anda tergolong memiliki temperamen yang introvert atau tertutup, maka anak-anak mungkin akan merasa kesulitan bergaul dengan anak-anak lain.

Anak bisa saja tumbuh melalui proses dimana sikap Anda yang terlalu keras atau terlalu protektif. Jika terlalu menekankan peraturan, anak akan selalu merasa tidak stabil secara psikis dan menyimpan permasalahan yang tidak terselesaikan di dalam hatinya. Dengan begitu, anak seperti ini akan dapat menunjukkan sikap yang tidak sesuai dalam hubungan pertemanannya.

Sama saja halnya dengan kasus terlalu protektif. Saat bermain bersama teman-teman yang tidak sesuai dengan keinginannya, ia bisa saja bersikap keras kepala dan membenci teman-temannya. Kadang perkembangan bahasa anak dapat mempengaruhi kehidupan sosialnya. Jika anak kesulitan menyalurkan pikirannya kepada orang lain, bisa jadi anak akan menunjukkan kecenderungan bersifat introvert yang kesulitan mengekspresikan diri di depan anak-anak lain.

Berikut ini tips berdialog untuk para orangtua untuk membantu anak mudah bergaul bersama teman-temannya.

1. Banyaklah memberikan percakapan yang positif.

Ada anak-anak yang merasa kesulitan mendekati teman-temannya dan berpikiran ‘bagaimana kalau temanku nggak suka aku’. Jika Anda mendorong dan memaksa anak, nantinya anak malah lebih memilih untuk bersembunyi. Untuk mengurangi ketakutannya, Anda harus selalu memberi dukungan yang positif. Saat bermain di dalam rumah, katakanlah “main ini sama teman juga sepertinya seru!” atau “teman-teman kamu pasti suka main ini juga”, sambil memberikan pujian terhadap tingkah laku dan pemikiran anak.

2. Tumbuhkan kemampuan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman di rumah.

Berikanlah aktivitas yang dapat menumbuhkan kemampuan sosial anak saat di dalam rumah. Pengalaman di rumah yang baik untuk kemampuan sosial anak mengajarkan cara untuk mengatasi beberapa situasi dalam hubungan pertemanan anak.

1) Mengajarkan anak berbagi mainan: cobalah mengajarkan anak untuk berbagi mainan dengan saudara kandung atau anggota keluarga lainnya. Anak akan mengetahui bahwa ia tidak bisa memiliki segalanya sendiri, tetapi ada kalanya ia harus berbagi dengan orang lain.

2) Melakukan permainan kerjasama: karena tidak bisa bermain sendiri, bagaimana kalau bermain bersama-sama? Cobalah permainan mencocokkan puzzle bersama, menyusun domino, membuat hasil karya atau permainan lain yang memiliki tujuan bersama. Anak akan belajar bahwa bermain bersama-sama akan lebih seru dibandingkan main sendiri.

3) Melakukan permainan kompetitif: bermain permainan yang kompetitif dapat menyadarkan anak bahwa ‘aku tidak harus selalu menang’. Bantulah agar anak merasakan serunya permainan daripada fokus pada kemenangan.

4) Menepati janji: Tunjukkanlah sikap menepati janji kepada anak. Janganlah dengan mudah mengingkari janji Anda kepada anak. Janji dapat mengajarkan anak bertanggung jawab.

5) Memberikan sentuhan fisik kepada anak: anak yang selalu mendapatkan kasih sayang akan tahu bagaimana menunjukkan sikap yang hangat terhadap orang lain. Sering-seringlah mengekspresikan kelekatan. Anak akan ingat bahwa ia selalu mendapatkan kasih sayang dan kehangatan keluarga.

3. Ajarkan anak teknik berdialog.

Sebaiknya Anda terlebih dahulu melatih ucapan-ucapan yang dapat anak gunakan untuk bergaul dengan teman-temannya. Karena kebanyakan anak tidak mengerti ucapan seperti apa yang harus dilontarkan di awal, maka berlatih teknik bercakap-cakap akan bermanfaat digunakan pada situasi yang sebenarnya.

Hal-hal yang dapat dilatih terlebih dahulu bersama anak antara lain:

1) Menyapa: Ketika ada teman anak yang lewat, katakan kepada anak, “Ada temanmu yang lewat~ Bagaimana kalau kita sapa terlebih dahulu?”

2) Meminta ikut serta: Minta anak untuk bertanya kepada temannya, “Boleh nggak aku ikutan?”

3) Membuat keputusan yang adil: Biarkan anak berbicara kepada teman “Kamu kan sudah main ini barusan, kalau begitu berikutnya aku yang main boleh ya?”

4) Meminjam barang orang lain: Anak boleh menggunakan barang milik teman, setelah mendapatkan izin dari temannya. Mintalah anak untuk bertanya “Apakah aku boleh pinjam?”

5) Saat merasa kesal: Saat anak sedang marah, biarkan anak mengungkapkan “aku sekarang lagi kesal.” agar temannya dapat mengerti.

6) Berterima kasih: Mintalah anak agar tidak lupa selalu mengucapkan “terima kasih banyak” kepada teman yang sudah membantu.

7) Mengekspresikan pendapat pribadi: Ketika anak memiliki pendapat yang berbeda dengan temannya, mintalah anak untuk tidak menahan diri dan katakan saja “Kalau seperti ini sepertinya lebih baik.”

Selain berlatih secara verbal, ajarkan juga penggunaan ekspresi non-verbal yaitu melalui sikap seperti ‘tidak memotong pembicaraan orang lain’, ‘mengangguk ketika setuju’, ‘menatap mata orang lain saat berbicara’, dsb.

Menggunakan bahasa yang baik sangatlah penting dalam membentuk dan menjaga hubungan bersama orang lain. Beritahukan terlebih dahulu kata-kata atau ekspresi yang tidak baik digunakan.

4. Perlahan, siapkan kesempatan agar anak dapat bergaul dengan teman-teman.

Setelah berlatih bagaimana cara bergaul dengan teman-teman, kini saatnya mencoba bertemu langsung dengan teman-teman. Secara perlahan biarkan anak-anak mendapatkan kesempatan untuk saling berbagi. Bukan dengan sengaja membawa anak ke taman bermain atau memaksa mempertemukan anak dengan orang lain, tetapi berikan kesempatan anak untuk mengobservasi teman-teman yang ada di sekitarnya. Sebaiknya ayah dan ibu juga memberitahukan sikap-sikap yang ditunjukkan oleh anak-anak lain kepada si kecil.

“Lihat teman-teman yang ada di sana. Sepertinya mereka sedang bermain bersama ya? Kira-kira mereka sedang main apa?”, dan secara alami anak akan dapat tertarik untuk ikut bermain.
“Oh! Kita juga punya mainan itu di rumah! Main itu kan seru sekali!”

Ucapkanlah pengalaman yang sudah lalu. Hal yang penting yaitu membantu anak mengenal dekat permainan yang dimainkan oleh anak-anak lain. Jika anak terus menerus merasa asing dan tidak nyaman, maka ia tidak akan mudah beradaptasi dengan situasi. Ayah dan ibu sebaiknya memberikan hint agar anak dapat merasa dekat. Jika anak sudah merasa sedikit lebih nyaman, maka cobalah mengajak anak untuk ikut bermain.

“Bagaimana kalau kita ajak teman itu bermain bersama?”, ungkapkan opini Anda tanpa paksaan dan hati-hati.

Membantu anak untuk dapat mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya membutuhkan latihan, usaha, dan pengalaman. Jika anak terlihat memiliki kemampuan sosial yang rendah, lalu Anda memaksa anak untuk ikut serta dalam ‘program kepemimpinan’ justru dapat menjadi beban berat bagi anak. Cobalah berlatih bersama ayah dan ibu di rumah atau mencoba percakapan-percakapan yang benar sambil bermain.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?