MasukDaftarHalaman Saya
Pengasuhan Anak
Cara Berdialog yang Bijaksana Ketika Dua Anak Bertengkar
Dibaca 2282
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Sedang anteng bermain bersama, tiba-tiba ada saja yang membuat anak-anak merajuk dan bertengkar setiap hari, ini seringkali membuat ayah dan ibu merasa ikut naik darah.

Saat anak-anak mengungkapkan pendapatnya masing-masing, ayah dan ibu biasanya berharap mereka mau menerima pendapat dari orangtua. Tetapi, sebaiknya hindari menentukan siapa yang salah di dalam pertengkaran anak-anak. Seberapa adilnya penilaian tersebut, tetapi ‘penilaian’ itu sendiri relatif tidak efektif memberikan dukungan kepada anak.

Jika Anda berkata “Siapa yang mulai duluan?”, “Ini kamu yang salah”, “Harusnya kamu yang sabar”, “Kalian berdua harus Bunda hukum.”, “Kalian harus baikan.”, ucapan-ucapan penyelesaian masalah seperti ini justru bukanlah cara yang positif yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial kedua anak.

Kalau begitu, cara berdialog seperti apa yang baik untuk menangani pertengkaran anak-anak?

1. Mulailah percakapan setelah kedua anak tenang

Saat kedua anak masih dalam kondisi heboh bertengkar, mereka tidak akan mendengar ucapan Anda. Kalau bukan masalah yang besar, sebaiknya Anda amati secara diam-diam bagaimana mereka saling mengatasi pertengkaran. Jika percakapan bersama anak-anak merasa diperlukan, maka mulailah mengajak anak-anak berbicara setelah keduanya merasa tenang.

2. Pahami perasaan anak-anak - “Chai juga merasa sedih ya.”

Kedua anak merasakan posisi yang berbeda, tetapi mereka sama-sama merasa sedih. Bacalah dan pahami perasaan hati anak-anak.

3. “Sekarang bagaimana perasaan Chai?”

Berikan kesempatan kepada kedua anak untuk mengungkapkan perasaan hatinya masing-masing. Ketika kedua anak saling berdebat dan bertengkar, mereka akan sulit untuk saling memahami perasaan dan posisi orang lain.

Melalui percakapan bersama-sama, Anda dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan perasaannya dan mendengarkan pendapat orang lain.

4. “Chai tadi ingin apa?”

Alasan kedua anak bertengkar biasanya karena kedua anak memiliki keinginan yang berbeda. Tanyakanlah kepada kedua anak mengenai apa yang diinginkan oleh masing-masing. Maknya mungkin sama dengan mengatakan “Kok kamu gitu sih?”, tetapi gantilah dengan ucapan “Apa yang kamu inginkan sebelumnya?” agar dapat lebih menghargai dan menerima pendapat anak. Melalui percakapan, Anda dapat mengetahui penyebab pertengkaran kedua anak dan membiarkan anak saling memahami perasaan masing-masing.

5. “Selanjutnya, apa yang Chai mau?”

Penting sekali untuk Anda menanyakan pendapat kedua anak mengenai bagaimana menanggapi situasi seperti ini lagi. Biasanya kesalahan yang sering muncul yaitu ketika ibu berkata “Kamu dulu yang minta maaf.”, “Dua-duanya harus saling minta maaf.”, dengan begini permasalahan hanya diselesaikan oleh orangtua. Cara mengatasi masalah di antara kedua anak sebaiknya berikanlah pertanyaan yang dapat mengarahkan anak-anak untuk menyelesaikan permasalahan mereka sendiri. Proses ini dapat membantu meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan berpikir dan perkembangan sosial kedua anak.

6. “Apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?"

Penyelesaian masalah harus selalu dilaksanakan berdasarkan pilihan dan keputusan anak-anak. Jika sampai akhir pendapat anak tidak bisa digabungkan, maka sekali lagi jelaskanlah permasalahan kepada kedua anak dan ucapkan bahwa tidak ada lagi cara untuk menyelesaikan masalah anak-anak. Misalnya, katakan “Kalau Nori dan Chai hanya mau bermain mobil-mobilan sendiri-sendiri, ya apa boleh buat.”, lalu berikan waktu dan tunggulah agar anak-anak dapat berpikir kembali sejenak. Sebisa mungkin, anak dapat mengenali situasi permasalahan dan yang terpenting yaitu bantulah agar mereka dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Peran orangtua di dalam pertengkaran anak-anak yaitu bukanlah sebagai penentu siapa yang berbuat salah, tetapi jadilah pengarah agar anak-anak dapat menyadari sendiri mengapa mereka bertengkar dan memahami bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan pertengkaran.

Sebagai orangtua, seringkali Anda mengarahkan kedua anak untuk hanya meminta maaf dan berpikir sendiri, tetapi sebaiknya Anda memberikan kesempatan kepada anak-anak agar kemampuan sosial anak dapat berkembang dengan mengajarkan cara-cara untuk menyelesaikan pertengkaran.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?