MasukDaftarHalaman Saya
Tips Permainan
6 Alasan Mengapa Bermain Peran Baik Bagi Si Kecil
Dibaca 1142
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bermain peran, jika bayi telah berusia sekitar 7 atau 8 bulan, di mulai dari mengikuti ekspresi wajah tertawa dan mengkerutkan kening ibu. Bayi yang masih belum dapat berekspresi dengan bahasa, juga meniru gerakan menerima telepon dengan menempelkan mainan di telinganya. Meniru adalah fenomena alamiah dalam proses perkembangan anak.

Bermain peran, memiliki banyak elemen yang menumbuhkan anak Anda . Jika Anda tahu keefektifan dari bermain peran, Anda tidak akan dapat menolak permintaan anak yang mengajak, "Bunda, main robot-robotan yuk" atau "Bunda, main pasar-pasaran yuk."

① Dapat memahami posisi dan sudut pandang orang lain

Dalam bermain peran, anak harus bertindak dan berbicara menjadi orang yang diperankan. Bermain peran seperti ini merupakan pengalaman yang baik bagi anak untuk memikirkan posisi orang lain daripada dirinya sendiri.

Anak-anak semenjak lahir, berpusat pada dirinya sendiri, kemudian mereka sadar bahwa ada keberadaan orang lain. Namun karena mereka melihat orang lain dengan berpusat pada dirinya, maka anak berpikir bahwa orang lain sama seperti dirinya. Biasanya, setelah anak berusia 5 tahun, ia memahami bahwa posisi orang lain bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, ayah dan ibu bermainlah berbagai macam peran bersama dengan anak. Hal ini membantu mengembangkan ketrampilan sosial anak.

② Dapat melihat kembali perilaku dirinya

Bermain peran bukan hanya untuk melihat posisi orang lain. Jika Anda ingin membuat kebiasaan anak menjadi lebih baik, bermain peran adalah permainan yang tepat. Melalui bermain peran, Anda dapat membuat anak Anda melihat kembali perilakunya. Jika anak anak adalah anak yang pilih-pilih makanan, ibu bermain menjadi anak dan anak berperan sebagai ibu. Ibu menirukan sosok anak yang pilih-pilih makanan sehari-harinya, setiap jam makan, seperti apa adanya, lalu tanyakan pendapat anak dengan alamiah.

③ Efektif dalam pengembangan bahasa

Saat bermain peran, anak akan mengalami dunia dengan berbagai macam bahasa. Anak dapat menerima bahasa ekspresif yang mengekspresikan pikirannya dengan kata-kata dan merangsang bahasa reseptif untuk memahami kata-kata orang lain. Saat bermain peran dengan anak, sebaiknya ibu memberikan berbagai ekspresi seperti kosakata, kata-kata tiruan, fungsi benda, dll. Jika anak menerima berbagai rangsangan bahasa melalui bermain peran, kemampuan menggunakan kata pada anak pun juga akan berkembang.

④ Memenuhi keinginan untuk 'menyamakan diri'

Bermain peran juga merupakan permainan yang paling mencerminkan psikologi meniru anak-anak. Psikologi meniru mengacu pada keinginan untuk menyerupai seseorang yang menurutnya penting bagi dirinya. Kemampuan anak untuk meniru berkembang dari bayi sekitar tujuh bulan dan menginjak usia 3 tahun, ekspresi meniru menjadi lebih baik. Bermain peran memenuhi kebutuhan psikologis anak saat ia tumbuh dan memberikan rasa aman secara psikologis.

⑤ Imajinasi dan kreativitas berkembang

Dalam bermain peran, anak-anak membayangkan banyak hal dalam pikiran mereka untuk mengekspresikan peran. Kain pembungkus yang kecil bisa menjadi gaun putri cantik sesuai dengan imajinasi anak atau menjadi karpet yang keren. Melalui bermain peran, anak-anak disebut sebagai aktor kecil. ada beragam peralatan, skenario, tokoh fiktif, pelaku dan latar belakang seperti yang dibayangkan anak. Dalam proses ini, kreativitas anak juga akan berkembang.

⑥ Dapat mengekspresikan perasaan dan maksud dengan baik, bernegosiasi, dan bekerja sama

Karena bermain peran dilakukan melalui interaksi dengan orang lain, maka terkadang mengalami situasi konflik saat bermain. Misalnya, saat bermain peran dengan teman, jika mereka saling berebut peran, anak-anak berjanji untuk mencoba alternatif peran lain atau secara bergantian memainkan peran tersebut. Dari pengalaman ini, anak-anak belajar ketrampilan berkompromi.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?