Pengasuhan Anak
6 Prinsip Menegur Tanpa Melukai Perasaan Anak
Dibaca 11195
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Memang sebaiknya Anda tidak memarahi anak ketika ia berbuat salah, tetapi ada kalanya Anda harus memberitahu kesalahan anak dengan jelas. Karena menerima kesalahan anak bukanlah hal yang baik. Bagaimana cara menegur anak dengan lebih bijaksana?

Banyak Ayah dan Ibu yang tanpa sadar melakukan kesalahan saat mendisiplinkan anak. Kesalahan-kesalahan ini dapat melukai perasaan anak. Mendisiplinkan anak juga ada tekniknya. Salah satu teknik terbaik yaitu berusaha untuk tidak melukai perasaan anak dan mencapai tujuan dari mendisiplinkan anak.

1. Perlu menjelaskan alasan mengapa Anda memarahi anak

Memarahi anak tanpa alasan hanya akan memunculkan rasa antipati pada diri anak. Anda perlu menjelaskan dengan singkat dan tegas mengenai kesalahan yang dilakukan oleh anak.

2. Hanya menegur perilaku yang salah saja

Saat Anda berkata ‘Kamu kok gitu sih, nak?” kepada anak yang berbuat salah, ini merupakan ucapan berbahaya yang dapat membuat anak merasa dirinya sebagai anak yang bermasalah. Tegurlah kesalahannya saja, bukan pribadinya.

3. Tegurlah dengan cara yang sudah Anda tentukan

Tentu memberikan hukuman bukanlah cara yang tepat. Disiplinkanlah anak dengan teknik yang sudah Anda pertimbangkan terlebih dahulu, seperti menatap mata anak sambil melarang secara tegas, biarkan anak memikirkan kesalahannya sendiri dengan duduk di kursi berpikir, mencabut hak anak (menonton TV, dll), mengambil barang kesukaan anak, atau cara-cara lainnya yang sudah Anda tentukan terlebih dahulu. Jika Anda memarahi anak saat Anda sendiri sedang emosional, tanpa sadar, Anda dapat melukai perasaan anak Anda.

4. Jangan melibatkan perasaan Anda

Janganlah menegur anak ketika amarah Anda sedang meluap. Anda harus bisa memilah apakah amarah Anda muncul karena kesalahan yang dibuat oleh anak atau karena perasaan/stres yang Anda pendam.

5. Jangan menakuti anak

Tidak baik menunjukkan ekspresi marah yang menakutkan, karena dapat memberikan kecemasan terhadap anak. Ini dapat membentuk sifat tertutup atau tindakan kekerasan pada anak.

6. Peluklah anak segera setelah selesai mendisiplinkannya

Anak berada dalam keadaan terpuruk setelah dimarahi oleh Anda. Setelah Anda memberikan waktu berpikir kepada anak, peluklah anak dan katakan bahwa Anda memarahi anak bukan berarti tidak sayang tetapi karena ada alasan tertentu, serta jangan lupa ungkapkanlah rasa kasih sayang kepada anak Anda.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?