① Temperamen bawaan dapat menjadi penyebabnya!
Penyebab kecenderungan anak yang sulit fokus atau mudah terganggu dapat berasal dari temperamen yang dibawa dari lahir. Biasanya anak bertemperamen sulit sangat peka terhadap rangsangan dari luar, ia suka menunjukkan sikap yang tak bisa kita duga dan sulit untuk menenangkannya. Melewati usia satu tahun anak mulai belajar berjalan, saat ini ia senang bergerak kesana kemari sambil tiada henti mengambil mainan baru tetapi jarang memainkannya.
Umumnya, pada masa bayi akan sulit untuk menemukan penyebab anak tidak mau menatap mata ibu atau anak seperti sulit untuk fokus, sehingga jika gejala ini muncul berlebihan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli yang tepat untuk mengatasinya. Tetapi, kalau anak Anda tidak menunjukkan gejala seperti ini, maka Anda tidak perlu khawatir berlebihan dulu.
Pada masa di mana anak belajar berjalan, sebaiknya Anda tidak membiarkan anak duduk diam saja, biarkanlah anak menjelajahi dan mengenal dunia dengan cara banyak berimajinasi.
② Gaya pengasuhan Anda dapat menjadi penyebabnya!
Jika masalah anak bukan disebabkan oleh temperamen, maka 90% penyebab ada pada gaya pengasuhan yang dimiliki orangtua. Untuk memastikan apakah gaya pengasuhan Anda merupakan penyebab dari kecenderungan anak sulit fokus, maka cobalah cek daftar di bawah ini.
[Gaya pengasuhan yang menyebabkan kecenderungan anak sulit fokus]
ⅰ. Tipe terlalu ikut campur ‘Anakku selamanya ada di dekapanku’
Rasa sayang semua orangtua terhadap anak itu dimana saja sama, tetapi tipe pengasuhan orangtua yang terlalu ikut campur dapat menjadi penyebab anak sulit untuk fokus. Terkadang anak juga membutuhkan waktu untuk fokus sendiri aat bermain. Anak sudah bisa bermain sendiri dan mampu bereksplorasi sendiri, tetapi ibu terlalu khawatir anak tidak merasa puas bermain sendiri atau ibu terlalu senang melihat anak bermain dan selalu ingin memberikan pertanyaan dan informasi yang berlebihan, pada akhirnya ini dapat membuat kemampuan konsentrasi anak menurun. Akibatnya jika keterusan, anak tidak akan merasa puas bermain apa saja, hanya menyentuh mainan, dan berkeliling bergerak kesana kemari.
ⅱ. Tipe pengatur ‘Anakku Jenius’
Saat orangtua mengharapkan sesuatu di luar kemampuan anak, kesenangan anak akan hilang ke dalam beban anak. Misalkan, anak senang menyusun blok, lalu ibu meminta anak untuk membuat istana blok, maka anak dapat merasa permainan blok menjadi tidak lagi menyenangkan karena beban yang ia tanggung.
Ketika bermain bersama anak, penting sekali untuk mengarahkan kemampuan yang terpendam dalam diri anak, sebaiknya ibu jangan terlalu serakah dan coba pertimbangkan perkembangan dan ketertarikan anak.
ⅲ. Tipe tidak konsisten ‘sekarang ini nanti itu’
Hal yang paling dasar dalam pengasuhan anak yaitu konsistensi. Saat Anda kadang memarahi anak berlebihan, tapi kadang memberikan semua keinginan anak, maka ia dapat merasa kebingungan. Anak yang tidak memiliki kestabilan emosi yang baik dapat menunjukkan perasaan tidak aman dan sulit fokus pada satu hal. Coba pikirkan kembali apakah gaya pengasuhan Anda sudah konsisten atau belum.
ⅳ. Tipe perfeksionis ‘gak boleh berantakan’
Wajar kalau anak suka membuat berantakan mainannya. Tentu saja membereskan mainan setelah bermain merupakan kebiasaan yang baik tetapi perhatian dan dukungan dari ibu sangat dibutuhkan sampai kebiasaan membereskan sendiri pada anak terbentuk. Khususnya, anak yang masih terlalu kecil pasti belum paham konsep membereskan barang.
Semuanya berantakan di mata ibu, tapi sebetulnya anak mungkin sedang berkonsentrasi penuh dengan mainannya. Jika Anda langsung membereskan mainan tergesa-gesa saat kebutuhan bereksplorasi belum terpenuhi, pada akhirnya anak tidak akan merasa senang dengan permainannya.





