MasukDaftarHalaman Saya
Pengasuhan Anak
Cara Membentuk Kebiasaan Menonton TV yang Baik untuk Anak
Dibaca 3391
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Pada masa modern ini, dunia sudah dihujani media-media yang menunjukkan tayangan yang tidak hanya dapat dilihat melalui TV saja, tetapi mudah ditemukan melalui alat elektronik seperti smartphone dan tablet. Anda perlu mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan media-media tayangan ini terhadap perkembangan anak dan Anda perlu membuat strategi yang tepat untuk membatasi tayangan tersebut kepada anak Anda.

Kita semua tahu bahwa mempertontonkan tayangan (seperti TV) terlalu lama kepada anak itu tidak baik. Tetapi, kadang Anda merasa kesulitan untuk tidak menggunakan bantuan media elektronik ini selama mengasuh dan membesarkan si kecil. Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan smartphone pada bayi dan balita, penggunaan media elektronik ini kini semakin merambah kepada anak-anak dengan usia yang semakin kecil. Hal ini ditandai dengan anak-anak yang menggunakan media tayangan dengan waktu yang semakin panjang dan juga dimulai dari anak-anak dengan usia yang masih kecil.

Di sisi lain, media-media tayangan ini merupakan salah satu budaya di mana perubahan baru terbentuk pada era masa kini. Tetapi, walaupun teknologi semakin berubah, proses tumbuh kembang anak sejak lahir sampai dewasa tidak akan berubah, sehingga Anda perlu menggunakan teknik yang tepat dan sesuai dengan masa usia anak Anda.

Kapankah sebaiknya Anda mulai mempertontonkan TV kepada anak?

Sebaiknya, tunjukkanlah ketika anak telah lewat usia 3 tahun. Tiga tahun pertama masa kehidupan anak merupakan masa kritis yang dapat mempengaruhi perkembangan otak anak Anda. Saat berkembang, otak akan membentuk sinaps yang didapat melalui rangsangan sensori dan pada saat itu, otak anak belum bisa menerima tampilan gerakan yang cepat dari tayangan TV/handphone. Ketika menonton TV, mata anak dapat menjadi kaku dan otak anak tidak dapat menghubungkan gambar yang dilihat oleh mata dengan apa yang terdengar oleh telinganya, sehingga ini dapat mengakibatkan perkembangan yang tidak normal terjadi pada anak.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda mempertontonkan TV kepada anak ketika perkembangan otaknya sudah cukup terbentuk dengan baik setidaknya pada masa usia 3 tahun.

Mengapa media tayangan seperti TV tidak baik bagi anak?

① Menghambat pembentukan kelekatan yang aman

‘Pembentukan kelekatan yang aman bersama ayah dan ibu’ memiliki peran penting dalam masa tumbuh kembang anak. Melalui kelekatan, anak menerima sentuhan fisik kasih sayang dan juga dapat berbagi emosi melalui ucapan positif dari ayah dan ibunya. Namun, media tayangan yang bersifat satu arah ini dapat menghambat pembentukan kelekatan yang aman. Daripada mengajak anak bermain dengan menggunakan media tayangan, lebih baik ayah dan ibu meluangkan waktu bermain dengan memberikan banyak sentuhan fisik yang bermanfaat bagi pembentukan kelekatan pada anak.

② Tidak baik bagi perkembangan bahasa

Bagaimana cara anak menyerap bahasa? Anak mendengar ucapan-ucapan dari ayah dan ibu, kemudian mencontoh dan menyerapnya sebagai bahasa utama yang ia pelajari. Tetapi, jika waktu anak menonton media tayangan semakin bertambah, maka waktu bagi anak mempelajari bahasa dari ibunya akan semakin berkurang, sehingga rangsangan bahasa yang diterima oleh anak pun akan semakin sedikit.

③ Menghalangi perkembangan fisik yang sehat

Anak yang menghabiskan waktu bermainnya dengan duduk dan menonton tayangan-tayangan TV saja akan kekurangan kesempatan untuk menggerakkan tubuhnya. Karena media tayangan mengarahkan anak untuk duduk, melihat dan mendengarkan suara yang muncul pada tayangan saja, sehingga hal ini mengakibatkan lemahnya perkembangan motorik halus anak Anda.

Sekarang ini merupakan masa di mana kemampuan motorik kasar dan motorik halus anak sedang berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, bantulah agar anak dapat menggerakkan tubuhnya dengan berbagai cara dan dapat meningkatkan kemampuan mengontrol ototnya sendiri, serta tumbuh besar dengan sehat.

④ Dapat menumpulkan kemampuan sensori anak

Terdapat perbedaan yang signifikan ketika Anda mempertunjukkan media tayangan dalam waktu yang lama dan bahkan dapat mengakibatkan kecanduan pada anak. Salah satu gejala kecanduan dengan media tayangan yaitu melemahnya atau tumpulnya kemampuan sensori anak. Karena saat ini kemampuan sensori anak untuk mengeksplorasi dunia sedang berkembang, ketika anak diberikan rangsangan tayangan yang bergerak dengan cepat, proses berpikir anak tidak dapat bergerak dengan cukup dan akibatnya, kemampuan sensori anak dapat menjadi tumpul. Pada anak dengan kemampuan spasial yang belum berkembang dengan sempurna, anak dapat merasa kebingungan saat membedakan objek nyata dengan objek 3D yang muncul pada tayangan yang ditontonnya, sehingga hal ini dapat menghambat perkembangan kemampuan sensori anak untuk tumbuh dengan baik. 

Cara membentuk kebiasaan menonton TV yang baik untuk anak Anda

Jika Anda mempertontonkan media tayangan kepada anak di bawah usia 3 - 4 tahun, sebaiknya mulai dari sekarang, ibu harus menentukan waktu menonton anak dan hanya mempertontonkan tayangan tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan. Pada masa ini, anak belum bisa menentukan janji atau jadwal menontonnya sendiri, sehingga Anda perlu membantunya.

Namun, walaupun anak sudah melewati usia 4 tahun, bukan berarti anak sudah bisa mengatur waktu menonton TV atau tayangan tersebut sendiri. Oleh karena itu, orangtua dan anak-anak sebaiknya bersama-sama membuat peraturan dalam menonton tayangan TV yang perlu dijadikan sebagai kebiasaan sehari-hari.

① Buatlah jadwal menonton TV bersama anak

Saat anak ingin menonton TV, sebaiknya orangtua dan anak terlebih dahulu membuat janji atau peraturan mengenai acara apa dan berapa lama waktu menonton acara tersebut. Jika Anda sudah memperbolehkan anak menonton TV, lalu di tengah-tengah memberhentikannya, maka yang ada si kecil akan merengek dan menunjukkan tantrum kepada Anda. Tetapi, jika Anda terlebih dahulu membuat jadwal menonton TV bersama anak dan mematuhi janji tersebut, maka kemungkinan anak untuk tantrum akan semakin berkurang. Selain itu, anak pun akan berusaha untuk mematuhi janji tersebut, sehingga melalui jadwal ini, anak pun belajar mengenai aturan dan tanggung jawab.

② Pastikan terlebih dahulu acara yang ditonton oleh anak

Sebelum menunjukkan tayangan kepada anak, sebaiknya Anda terlebih dahulu memastikan apa yang akan muncul pada acara tersebut. Tetapi, pada tayangan TV yang tidak dapat Anda tonton terlebih dahulu, sebaiknya Anda menonton bersama anak dan mengamati percakapan-percakapan yang muncul dan isi cerita dari tayangan tersebut dan dari situ Anda buatlah penilaian mengenai apakah tayangan tersebut layak atau tidak layak ditonton oleh anak. Jika tayangan yang ditonton banyak mempertunjukkan adegan yang agresif, sebelum anak menyukai tayangan tersebut, sebaiknya Anda terlebih dahulu melarangnya.

③ Ajarkan cara menonton TV dengan memiliki pandangan yang tepat

Saat menonton TV dengan anak, terkadang muncul adegan atau cerita yang tidak sesuai dengan anak. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya Anda memberikan penjelasan yang tepat kepada anak. Misalnya, muncul adegan robot marah yang bertransformasi, lalu memukul monster yang jahat, maka ceritakanlah kepada anak “Menurut Bunda, memukul teman kalau sedang marah bukanlah sikap yang baik. Kalau menurut Chai bagaimana?” dan tanyakan pendapat anak. Oleh karena itu, anak tidak akan begitu saja menerima apa yang dilihatnya, tetapi ia akan berlatih berpikir melalui pandangan atau pendapatnya sendiri.

④ Jadilah role model saat menonton TV

Orang dewasa terbiasa menonton TV sambil berbaring atau pada saat makan. Tetapi, jika tanpa disadari anak melihat kebiasaan orangtuanya ini, maka anak akan kebingungan ketika ia diminta untuk menonton TV dengan posisi duduk yang benar. Untuk membentuk kebiasaan menonton TV yang baik pada anak, sebaiknya orangtua terlebih dahulu menunjukkan kebiasaan yang baik kepada anak.

Misalnya, orangtua terlebih dahulu menunjukkan posisi duduk yang benar ketika hendak menonton TV sambil makan atau akan lebih baik lagi jika Anda mematikan TV pada jam makan.

⑤ Manfaatkan kelebihan dari TV

Biasanya para ibu menyalakan TV dan menunjukkannya kepada anak ketika sibuk dengan tugas rumah atau menggunakan TV sebagai media bermain bersama anak. Tetapi, sebaiknya orangtua memanfaatkan kegunaan TV untuk anak Anda. Misalnya, pergunakan tayangan mengenai pendidikan seks yang sulit dijelaskan dengan kata-kata atau tayangan senam dengan gerakan yang sulit dicontoh oleh ibu kepada anak sebagai media dengan tujuan pembelajaran dan pendidikan kepada anak.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?