MasukDaftarHalaman Saya
Pengasuhan Anak
Perjuangan Masa Toilet Training Anak – Tips Anak Lancar BAB di Toilet
Komentar 1
Dibaca 11992
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Berikut tahapan efektif untuk mengajarkan anak buang air besar (BAB) di toilet. Cobalah Anda mengikuti tahapan ini sesuai urutan. Boleh juga Anda menukar urutan atau mengurangi tahapan yang disesuaikan dengan respon si kecil.

Tahapan efektif anak BAB di toilet

Berikut urutan efektif untuk mengajarkan anak BAB di toilet. Cobalah Anda mengikuti sesuai urutan mulai dari tahap pertama. Boleh juga Anda menukar urutan atau mengurangi tahapan yang disesuaikan dengan respon si kecil.

[1] Pahami sinyal dan waktu yang ditunjukkan anak saat ia ingin BAB.

Saat si kecil ingin BAB, biasanya ia menunjukkannya dengan mengeluarkan suara ngeden ‘euuung’ dan ekspresi sakit perut, atau merengek dan tidak mau diam saat kebelet pup. Karena setiap anak menunjukkan sinyal yang berbeda-beda, perhatikanlah kebiasaan yang sering anak tunjukkan. Lalu, cek juga waktu biasanya anak BAB. Umumnya, anak paling sering BAB saat setelah makan atau pagi hari. Tetapi, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki waktu yang berbeda-beda.

[2] Berikan pujian kepada anak yang BAB, walaupun ia BAB saat sedang memakai popok.

Setelah anak BAB, katakan "Waa, jadi segar ya. Rasanya enak kan?!" sambil menceritakan juga bahwa BAB itu suatu hal yang menyenangkan dan hebat, sehingga anak memiliki pandangan yang baik terhadap aktivitas BAB itu sendiri. Jika Anda menunjukkan pandangan negatif kepada anak yang BAB di popoknya, ini dapat menurunkan kepercayaan diri anak. Biasanya anak tau bahwa BAB itu hal yang ia lakukan, maka sebaiknya Anda mengurangi menunjukkan bahasa yang negatif kepada anak. Yang paling penting itu Anda membantu anak memahami bahwa aktivitas BAB itu sendiri merupakan sesuatu yang menyenangkan.

[3] Mintalah anak untuk memberikan sinyal/tanda kepada Anda jika ia ingin BAB, lalu berikanlah apresiasi saat ia memberikan sinyal tersebut kepada Anda.

Beritahukan kepada anak Anda untuk memberikan tanda/sinyal saat ia ingin BAB. Boleh juga dengan bermain sinyal yang hanya diketahui oleh Anda dan si kecil. Anda dapat dengan mudah mengobservasi saat anak memberikan sinyal dan membantunya untuk melatih mengontrol otot sfingter/sphincter saat menahan BAB.

[4] Kenalkan anak dengan feses dan toilet.

Ajak si kecil bermain seru dengan menggunakan toilet anak-anak atau mengajaknya bermain sesuatu yang berhubungan dengan toilet. Ajaklah bermain dengan cara mengajak anak menempel stiker pada toilet, mewarnai di atas kertas dengan menggunakan pensil warna yang menggambarkan warna feses dan toilet, menceritakan dongeng yang berhubungan dengan toilet, atau video-video yang menunjukan karakter-karakter yang sedang melakukan buang air. Ketika anak semakin mengenali toilet, ini dapat membantu anak membentuk ingatan yang menyenangkan mengenai ruangan dan penggunaan toilet pada masa toilet training.

[5] Ajak anak buang air di toilet walau sedang memakai popok.

Aktivitas anak buang air di toilet saat sedang memakai popok dapat membuat anak mengenal dekat toilet. Saat si kecil memberikan sinyal ingin BAB kepada ibu, bawalah anak ke kamar mandi/toilet anak-anak, dan biarkan anak buang air di toilet. Awalnya, ibu sambil memeluk membantu anak duduk di bangku toilet untuk buang air, selanjutnya alih memeluk, peganglah tangan anak saat buang air, lalu perlahan biarkan anak melepas pegangan ibu sampai ia dapat buang air sendiri. Biasanya masa ini merupakan masa dimana anak mencoba mulai melepaskan popok.

[6] Ajarkan anak melakukan perpisahan dengan popok.

Sekarang, mulailah menyadarkan anak melepaskan popoknya secara perlahan. Jika anak tiba-tiba tidak dipakaikan popok, ia bisa kaget dan stres pada perubahan yang terjadi. Sebaiknya berikan waktu perpisahan dengan popok daripada tiba-tiba mengubah kebiasaan si kecil. Memberikan waktu kepada anak mempersiapkan diri dapat membuat anak lebih mudah menerima keadaan dimana ia harus mulai melepas popok.

[7] Sering-sering melepas popok anak.

Saat Anda mulai paham sinyal-sinyal yang diberikan anak saat ingin BAB, sekarang mulailah perlahan melepas popoknya. Saat jam-jam biasa anak memberikan sinyal, lepaskan popok terlebih dahulu sebelum anak buang air. jika anak meminta dipakaikan popok untuk BAB, bawalah anak ke kamar mandi sambil memeluk dan bertanya "hari ini mau coba pup di toilet?". Jika anak menunjukkan respon positif, jangan lewatkan kesempatan ini, bantu anak duduk di atas toilet dan usahakan supaya pengalaman ini berhasil dilakukan. Jika anak menolak, sebaiknya Anda tidak marah. Beritahukan kepada anak untuk mencoba lagi besok. Sebaiknya Anda tidak menunjukkan ekspresi kecewa kepada anak karena dapat memberikan beban secara psikologis kepada anak.

[8] Ajaklah anak melepas popok dan pergi ke kamar mandi sendiri.

Jika anak sudah pernah berhasil buang air di toilet, maka selanjutnya akan lebih mudah. Selalu berikan semangat sampai anak berhasil dan ajarkan juga supaya anak dapat pergi ke kamar mandi dengan kemauannya sendiri. Saat buang air di kamar mandi, berikanlah kata-kata penyemangat seperti ‘eeuung euung’ untuk membantu anak menggunakan tenaganya. Berikan pujian kalau berhasil.

[9] Coba lakukan di tempat lain.

Anak sudah berhasil buang air di rumah, kini saatnya mengajaknya mencoba di tempat lain. Awali dengan mengajaknya ke tempat yang sudah anak kenali, selanjutnya ajak ke toilet umum atau toilet supermarket. Sebelum berangkat ke luar rumah, pastikan untuk meminta anak memberitahu terlebih dahulu kepada ibu jika ingin buang air. Saat anak semakin sering berhasil buang air di tempat-tempat lain, maka rasa percaya diri anak pun akan mulai meningkat.

[10] Ajarkan anak membersihkan diri setelah buang air.

Sekarang anak sudah dapat buang air sendiri di kamar mandi, maka kini anak harus mulai belajar bagaimana cara membersihkan diri setelah buang air. Masa toilet training dapat dikatakan berakhir saat anak sudah bisa menyiram pantatnya sendiri dengan air, lalu menyeka dan anak berhasil melakukan tahapan selanjutnya (misalkan memakai pakaian). Gunakan waktu yang cukup untuk mengajarkan si kecil satu-persatu cara ini.

Masalah pada anak yang kesulitan BAB di toilet

Sebelum menginjak usia 2 tahun, anak sudah mulai memiliki pengertian khusus tentang aktivitas BAB, tentu saja yaitu ‘konsep kepemilikian’. Anak mengerti bahwa ada sesuatu yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya dan juga dalam waktu bersamaan ia berpikir bahwa tidak ada sesuatu yang boleh keluar dari tubuhnya. Semakin anak berpikir lebih dalam mengenai hal ini, anak dapat menolak untuk buang air di toilet. Ini dapat menghambat berlangsungnya proses toilet training jika anak menunjukkan sikap tidak ingin membuang ekskresi yang ada di dalam tubuhnya.

Jika berlanjut, anak tidak mau buang air di toilet dan ekskresi yang tidak dikeluarkan di dalam tubuh akan berubah menjadi keras. Muncul sembelit dan anak dapat merasa perutnya kesakitan, sehingga dapat menyebabkan anak memiliki pemikiran negatif terhadap aktivitas buang air. Jika sembelit semakin parah, muncul rasa sakit pada perut dan juga anak dapat mengalami encopresis (buang air besar tiba-tiba).

Saat anak susah buang air besar bukan karena ada masalah pada tubuhnya. Berikut ini cara mengubah pola pikir anak untuk memudahkan toilet training.

Tips ampuh melatih anak BAB di toilet

▶ Jika anak tidak mau BAB di toilet, ini karena anak berpikir bahwa feses yang ada di dalam tubuh merupakan miliknya. Oleh karena itu, beradalah di samping anak saat ia buang air dan bantu turunkan tombol flush untuk mengeluarkan air.

▶ Jika anak tidak mau duduk di atas bangku toilet, janganlah dipaksakan. Jika anak duduk terpaksa, ini dapat membuat munculnya kebencian terhadap aktivitas BAB atau rasa takut terhadap toilet.

▶ Saat anak melakukan kesalahan, daripada memaharinya lebih baik memberikan sikap yang konsisten dan perkataan seperti "Menurut Bunda, pup di celana itu kurang baik."

▶ Gunakan boneka untuk bermain peran yang berkaitan dengan toilet training.

▶ Ketika anak sangat menolak toilet training, sebaiknya biarkan saja terlebih dahulu sampai ia mau melakukan sendiri. Baik juga jika ibu meminta maaf kepada anak saat terlanjur memarahi anak. Lalu, tunggu dan berikan waktu yang cukup agar tidak menjadi stres kepada anak.

▶ Saat anak belum juga bisa buang air setelah duduk di bangku toilet lewat dari 5-10 menit, sebaiknya pakaikan kembali baju anak.

▶ Saat anak setuju melakukan toilet training, seringlah memberikan dorongan semangat seperti "sekarang kamu udah jadi anak yang sehat ya nak?!", "udah gede ya!" untuk menunjukkan bahwa anak berkembang dengan baik.

▶Ingatkan lagi kepada anak bahwa memakai popok yang basah atau kotor sangatlah tidak nyaman dan jijik.

▶ Sebaiknya Anda memberikan anak makanan yang banyak mengandung serat.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.

sanikalebih dari 2 tahun yang lalu
Kadang udah mau lepas celana sendiri bilang ee tapi pas udah di WC ditungguin lama nggak keluar juga
Lihat komentar lain
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?