Pengasuhan Anak
QA Seputar Mengajarkan Anak tentang Konsep Ekonomi
Dibaca 1125
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Ketika berbicara mengenai uang saku anak, ayah dan ibu pasti berpikir ‘Semoga saja si kecil dapat menggunakan uangnya dengan cerdas’. Anda berharap anak dapat membagi dan menggunakan uang pada hal yang dibutuhkan dan menabung sebagian uangnya untuk keperluan lainnya. Tapi, biasanya anak belum paham cara mengelola uang yang baik dan memakai uang sesuka hatinya saja. Ayah dan ibu akan penasaran. ‘Kapan sebaiknya mengenalkan anak dengan konsep ekonomi?’, ‘Bagaimana cara meningkatkan pemahaman anak mengenai konsep ekonomi?’, ‘Bagaimana ayah dan ibu mengajarkan konsep tersebut?’ Berikut ini adalah kumpulan pertanyaan dan jawaban mengenai hal ini!

Q. Bagaimana caranya pemahaman konsep ekonomi pada anak dapat berkembang? Bagaimana caranya mengajarkan konsep ekonomi sesuai tahapan usia anak?

A. Ketika Anda hendak ke supermarket sambil menggandeng anak, biasanya Anda akan berkata seperti ini kepada si kecil, “Gak boleh minta jajan ya!”. Anak hanya mengiyakan saja, tapi setelah masuk ke dalam supermarket, situasi berubah 180 derajat. Ia berlari kesana kemari sementara Anda sibuk memanggil-manggilnya. “Bunda, beli ini!” “Aku pingin ini, Bun!” sambil menunjuk dan mengambil barang yang diinginkannya dari rak.

Bagi anak, meminta jajan merupakan hal yang wajar. Karena ia belum bisa mengontrol keinginannya sendiri, belum mengenal konsep ekonomi dengan baik, sehingga pemahaman cara menggunakan uang dengan baik masih sangatlah jauh bagi si kecil.

Sejak berusia 3 tahun, anak mulai mengetahui bahwa orangtuanya akan membelikan barang yang ia butuhkan. Ia pun tahu bahwa ada barang yang akan dibelikan dan ada barang yang tidak bisa dibelikan oleh orangtuanya. Anak menyadari bahwa semua yang diinginkan tidak selalu bisa didapatkan. Ia pun akan mengetahui ‘konsep menukar barang’ dan ‘pentingnya membuat rencana pengeluaran/penggunaan uang’.

Namun, anak belum memahami bahwa untuk ‘menukar barang’ diperlukan ‘uang’. Konsep uang bagi anak masih sangat sulit. Oleh karena itu, daripada mulai dari mengenalkan konsep uang, sebaiknya mulailah dengan mengajarkan anak untuk menghargai setiap barang dan menggunakannya dengan bijak, serta membiarkan anak untuk menentukan sendiri barang yang diprioritaskan.

Memasuki usia 4 - 5 tahun, akhirnya anak mulai mengerti konsep ‘uang’. Walaupun ia sudah bisa membedakan angka pada uang kertas dan uang logam, tapi bukan berarti ia sudah memahami nilai dari uang tersebut. Anak hanya mengerti bahwa uang diperlukan untuk membeli barang. Anak mungkin berpikir bahwa uang kertas bernilai besar karena ukurannya yang besar atau uang logam bernilai besar karena berat, tapi ia tidak mengerti ‘jumlah dan nilai uang yang sebenarnya’. Ia akan berpikir bahwa uang yang dipegangnya dapat digunakan untuk membeli robot-robotan, mobil-mobilan dan juga membeli pizza kesukaannya.

Salah satu teknik mengenalkan konsep ekonomi kepada anak yaitu dengan membawa anak langsung ke tempat-tempat untuk mempraktikkan konsep ekonomi tersebut. Anda dapat menunjukkan contoh langsung cara menggunakan uang kepada anak sehingga anak dapat mempelajarinya.

Ketika anak berusia 6 - 7 tahun, mereka mulai memahami perbedaan nilai dari setiap uang, baik uang kertas maupun uang logam. Ia akan mengerti bahwa tidak semua barang dapat dibeli dengan satu lembar uang saja, tetapi barang dapat dibeli dengan uang berdasarkan harga yang tertera. Intinya adalah konsep uang yang dimengerti oleh orang dewasa mulai berkembang pada anak usia 6 tahun.

Pada masa usia ini, salah satu cara efektif yaitu membiarkan anak mengobservasi aktivitas Anda ketika memakai uang. Bagus juga jika Anda langsung menunjukkan cara penggunaannya. Ada baiknya juga, Anda memberikan pengalaman kepada anak untuk mencoba ‘membayar’ langsung kepada penjaga kasir sambil memperhatikannya. Biarkan anak berlatih membelanjakan uang sakunya sendiri!

Q. Bagaimana cara mengasah pemahaman konsep ekonomi pada anak?

A. Saat mengajarkan konsep ekonomi, Anda tidak perlu memaksa anak untuk menghafal nilai-nilai yang ada pada setiap lembar uang kertas. Karena jika anak kehilangan minat, maka ia pun akan mempelajari konsep ekonomi dengan lambat. Anda dapat menghubungkan konsep ekonomi dengan ‘konsep kepemilikan’. Mengajarkan anak untuk mengenali betapa berharga barang miliknya, bertanggung jawab atas barang miliknya sendiri dan mengetahui bahwa uang itu terbatas, sehingga anak dapat belajar menggunakannya dengan bijaksana serta pemahaman lainnya ini merupakan bagian dari ilmu ekonomi

Dengan kata lain, ilmu ekonomi ini mengajarkan anak mengenai kontrol diri, kemandirian, tanggung jawab, perilaku konsumen yang terencana, pemikiran rasional dan cara membuat keputusan. Jika kebiasaan ini terbentuk dari sekarang, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kebiasaan konsumtif anak di sepanjang hidupnya.

Q. Bagaimana sebaiknya memberikan uang saku kepada anak?

A. Saat memberikan uang saku kepada anak, sebaiknya Anda membuat peraturan agar anak dapat mematuhinya. Apabila pemberian uang dilakukan tanpa aturan dan rencana yang jelas, anak akan memiliki kebiasaan konsumtif yang tidak teratur dan membuatnya ketergantungan. Karena anak akan memiliki perilaku konsumen yaitu menghabiskan uang begitu saja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi.

Aturan 1. Setelah memberikan uang saku, janganlah Anda mengusik bagaimana anak akan membelanjakan uangnya

Apabila Anda sudah berjanji akan memberikan uang saku kepada anak, sebaiknya dukunglah dan percayakan kepada anak. Walaupun anak tidak berhasil mengelola uangnya dengan baik, tapi biarkan ini menjadi pengalaman berharga bagi anak.

Aturan 2. Jangan sampai memberikan uang yang melebihi jumlah uang saku yang sudah ditentukan

Jumlah uang saku yang akan diberikan merupakan janji kepada anak. Sebaiknya Anda tidak memberikan uang melebihi jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya, agar anak dapat memahami bahwa ‘suatu benda itu bersifat terbatas’. Apabila anak selalu mendapatkan uang ketika dibutuhkan, maka ia pun tidak akan mematuhi janji atau rencana pengeluaran yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Aturan 3. Saat menentukan jumlah dan rencana pengeluaran, diskusikanlah bersama anak

Anak adalah pelaku konsumen bagi kebutuhannya, maka tentu saja perencanaan pengeluaran harus berpusat kepada anak. Buatlah perencanaan dan jadwal penggunaan uang bersama anak yaitu membicarakan berapa lama anak akan mendapat uang saku, berapa jumlah uang yang didapat dalam satu kali, barang apa saja yang akan dibelanjakan sesuai dengan jumlah uang saku, dsb.

Aturan 4. Agar anak menggunakan uang sesuai janji, berikanlah uang saku tepat pada waktunya

Anak harus menerima uang saku tepat pada waktu yang sudah dijanjikan supaya ia pun dapat berlatih merencanakan penggunaan uang mulai dari hari itu juga.

Aturan 5. Tuliskan semua pendapatan dan pengeluaran anak pada buku harian keuangan anak untuk dibandingkan

Menulis buku harian saja sudah melelahkan, apalagi menulis buku harian khusus keuangan anak. Tapi, cobalah ayah dan ibu mengarahkan anak supaya terbiasa menulis buku harian keuangan. Karena anak memahami berapa jumlah uang yang sedang dipegang tidaklah mudah. Jika penggunaan uang tidak ditulis, maka anak pun akan menggunakan uang dengan bebas dan tanpa perencanaan.

Q. Kegiatan apa yang dapat dilakukan di rumah untuk mengenalkan anak dengan konsep ekonomi?

A. Hal yang termudah yaitu mengenalkannya melalui permainan. Anda dapat memanfaatkan uang kertas mainan dan melakukan permainan jual-beli atau pasar-pasaran. Tentukan harga dari setiap barang, lalu biarkan anak berlatih untuk membayar barang tersebut dengan uang mainan yang dipegangnya. Anda juga dapat membatasi jumlah uang mainan yang diberikan kepada anak dan biarkan anak membeli barang sesuai dengan jumlah uang yang dimilikinya. Dengan begitu, kebiasaan konsumtif yang baik dapat dilatih sambil melakukan permainan ini.

Selain itu, Anda pun dapat menawarkan penukaran stiker pujian dengan uang yang sebenarnya. Anak pun dapat mencoba langsung konsep menerima ‘gaji’. Tentukanlah beberapa tugas rumah yang dapat dilakukan oleh anak, lalu apabila anak berhasil melakukan tugas tersebut, berikanlah stiker pujian. Setelah anak mengumpulkan stiker yang banyak, stiker pujian ini dapat ditukar dengan uang. (Tentu saja jumlah uang yang akan ditukar dengan stiker ini sebaiknya tidak berlebihan)

Melalui aktivitas ini, anak akan berencana ‘Agar aku bisa mendapatkan apa yang aku mau, aku membutuhkan stiker’, sehingga ia akan mencoba pengalaman mencari uang dan menyadari pentingnya nilai suatu benda.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?