MasukDaftarHalaman Saya
Pengasuhan Anak
Cara Menerapkan Pembinaan Emosi kepada Anak dengan Cerdas
Dibaca 6981
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bacalah hati si kecil melalui tahapan berikut!

① Pelatihan emosi tahap 1: mengenali perasaan anak

Pembinaan emosi bukan berarti dapat dilakukan kapan saja. Saat anak tidak sedang menunjukkan perasaan apapun, tetapi tidak akan berarti apa-apa jika Anda menyimpulkan bahwa “Adik sekarang lagi senang ya”, “anak Bunda sepertinya ceria sekali”. Pembinaan emosi tahap 1 yang sebenarnya yaitu ketika Anda menangkap perasaan yang ditunjukkan oleh anak.

Menebak perasaan anak bukanlah hal yang mudah. Saat Anda melewatkan mengenali perasaan yang ditunjukkan oleh anak, bisa saja perasaan hati anak jadi terluka.

Misalnya, Anda tidak menghiraukan dan melewatkan perasaan sedih yang ditunjukkan oleh anak pertama ketika adiknya lahir, maka ini dapat melukai perasaan hatinya. Anak pasti berharap orangtuanya dapat memahami kecemasan dan kesedihan yang sedang ia rasakan.

Anda perlu memastikan kembali apakah Anda telah melewatkan atau tidak menghiraukan perasaan yang ditunjukkan oleh si kecil.

② Pembinaan emosi tahap 2: mengambil momen emosional sebagai kesempatan yang baik

Kesempatan yang baik untuk membaca perasaan anak yaitu ketika anak sedang marah atau menangis. Bagi anak, mengekspresikan perasaan secara berlebihan merupakan waktu di mana ia ingin dimengerti. Anggaplah ketika anak menunjukkan perasaannya sebagai kesempatan untuk membentuk hubungan yang erat dengan anak Anda. Jangan lewatkan waktu di mana anak menunjukkan perasaannya dan anggaplah ini sebagai kesempatan baik demi pertumbuhan anak Anda.

③ Pembinaan emosi tahap 3: berempati dan mendengarkan perasaan anak

Tahapan ini merupakan tahapan percakapan bersama anak dan inti dari pembinaan emosi pada tahapan ini yaitu menanamkan ‘empati’ kepada anak. Sikap “Bunda mengerti perasaanmu, walau kamu tidak bilang apa-apa” seperti ini bukanlah sikap yang baik. Tentu saja Anda memang memahami perasaan anak, tetapi Anda perlu membantu anak untuk mengungkapkan perasaannya sendiri secara detail. Melalui bantuan ayah dan ibu, buatlah anak agar dapat menyalurkan perasaan dan perilakunya sendiri.

④ Pembinaan emosi tahap 4: membantu anak mengekspresikan perasaannya

Anak-anak mungkin akan kesulitan mengungkapkan perasaannya dengan jelas. Saat seperti ini, bantulah Anak menggabungkan situasi dan perasaan yang diceritakan oleh anak. Dengan mendengar ucapan ibu, anak dapat melihat dari sisi objektif dengan mulai memahami ekspresi bahasa untuk menunjukkan perasaannya. Saat anak sudah bisa mengekspresikan perasaannya secara verbal, maka ia pun akan dapat menemukan cara mudah untuk mengatasi perasaannya sendiri.

⑤ Pembinaan emosi tahap 5: membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri

Pada tahap terakhir pembinaan emosi, Anda harus mulai mengarahkan anak untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri. Anda harus membantu anak untuk menyadari bahwa masalah bukan ada pada ‘perasaan’ tetapi pada ‘situasi yang salah’. Saat ini juga, anak harus bisa mengekspresikan sendiri apa yang benar-benar diinginkannya. Saat Anda mengetahui apa yang anak inginkan, maka cara penyelasaian masalah pun akan dapat diketahui. Biarkan anak mencoba cara penyelesaiannya sendiri dan berusaha sungguh-sungguh. Jika anak memberikan cara penyelesaian yang kurang efektif, sebaiknya Anda tidak mengkritisi atau mengajarkannya. Karena melalui cara yang tidak efektif, anak juga dapat mencoba untuk menganalisa sendiri di mana kekurangannya.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?