Pengasuhan Anak
Apakah Si Kecil Berjiwa Pemimpin?
Dibaca 1335
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Si kecil terlihat seperti anak yang pasif dan pendiam, apa ini tandanya ia tidak memiliki jiwa kepemimpinan sama sekali?

Anak yang pandai mengemukakan pendapatnya, mudah bergaul dan aktif bermain bersama teman baru merupakan ciri-ciri anak yang aktif, antusias dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Sebaliknya, anak yang malu-malu di depan banyak orang dan merasa takut saat bertemu dengan orang baru merupakan ciri anak yang pasif dan lebih penurut ketimbang memiliki jiwa pemimpin.

Tapi, tidak hanya anak yang aktif dan antusias saja yang memiliki jiwa pemimpin.
Anak yang pendiam dan penurut bukan berani anak yang sama sekali tidak bisa menjadi pemimpin.

Sebetulnya persepsi orang pada jaman dahulu terhadap ‘sosok pemimpin’ merupakan pola pikir yang tidak selalu benar.

Sosok pemimpin seperti apa yang dibutuhkan di zaman ini?

Pada jaman nenek moyang dahulu, ciri-ciri sosok pemimpin yaitu seseorang yang berkarisma, jago berbicara, aktif dan antusias, tapi sekarang, pemimpin yang disukai merupakan seseorang yang terampil berkomunikasi dengan orang lain, kreatif dan inovatif.

Janganlah Anda berkecil hati apabila anak Anda cenderung memiliki sifat yang pasif atau introvert!

Anak Anda yang introvert pun bisa berkembang menjadi pemimpin yang dapat menguasai dunia, bergantung pada pola pengasuhan seperti apa yang Anda pilih.

[Si kecil yang introvert di mata ibu, inilah kebiasaan baik untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinannya]

1. Biarkan anak bertanggung jawab

Anak-anak berusia 4 tahun mulai bisa mengungkapkan pendapat yang muncul di kepalanya kepada orangtua dan ketika diberi pilihan, ia juga bisa menentukan pilihannya sendiri.

Apabila Anda menanamkan kebiasaan anak memilih sendiri hal-hal yang sepele dan memiliki rasa tanggung jawab, anak akan mengerti pentingnya pilihan.

Misalnya, anak sudah berjanji menonton kartun selama 30 menit, tapi ia malah menonton selama 40 menit, maka anak pun sudah mengerti konsekuensi bahwa besok waktu menontonnya akan berkurang selama 10 menit.

Anak yang pernah memiliki pengalaman bertanggung jawab tidak akan membuat keputusan yang impulsif, melainkan ia akan membuat keputusan dengan mempertimbangkan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan dilihat dari sudut pandangnya.

2. Buatlah rencana kegiatan harian secara terjadwal

Orang-orang yang hidupnya tertata dengan rapi relatif memiliki kemungkinan berkembang dengan lebih sukses.

Anak perlu melatih pola hidup menentukan prioritas utama dan menggunakannya secara efektif.

Tentu saja, anak 4 tahun masih kesulitan membagi waktu dan membuat rencana sendiri.

Bantulah anak untuk menunjukkan rutinitas kesehariannya melalui gambar. Mulailah dengan mencoba menerapkan kebiasaan yang harus dilakukan setelah melakukan satu aktivitas, seperti kebiasaan menggosok gigi setelah makan!

3. Carilah kelebihan anak

Setiap anak masing-masing memiliki satu kelebihan khusus yang bersifat bawaan. Banyak sekali orangtua yang ingin anaknya menunjukkan bermacam-macam kelebihan, namun seringkali anak tidak menunjukkan sesuai harapan orangtua.

Pandanglah buah hati Anda apa adanya! Si kecil pasti memiliki satu keterampilan yang spesial yang hanya dimiliki olehnya sendiri.

Temukan kelebihan anak, lalu berikan pujian dan dorongan penuh kepadanya!

Orangtua yang memberikan dukungan dan semangat tanpa batas terhadap kelebihan yang dimiliki oleh anak akan menjadi kekuatan baginya untuk bisa berkembang menjadi lebih baik.

4. Katakan kepada anak bahwa semua orang pasti bisa mengalami kegagalan

Belajar bahwa terkadang seseorang bisa gagal merupakan salah satu poin penting yang dapat membentuk jiwa pemimpin.

Dengan mengakui kegagalan, kita bisa mencari cara untuk mencapai keberhasilan. Jangan sampai karena Anda takut si kecil akan frustrasi dan kecewa disebabkan oleh kegagalannya, Anda malah bergerak melakukan segalanya untuk anak.

Walaupun gagal, bantulah agar anak merasa bahwa dirinya adalah anak yang berharga dan selalu disayangi.

5. Jadilah panutan bagi anak

Perilaku ayah dan ibu merupakan contoh yang paling efektif mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Albert Bandura, seorang psikolog, mengatakan bahwa pengaruh yang didapatkan dari orang lain akan mempengaruhi perilaku dirinya sendiri.

‘Orang lain’ di sini yang memiliki pengaruh paling besar terhadap masa tumbuh kembang anak adalah orangtua. Apabila ada perilaku yang ingin Anda ajarkan kepada anak, mulai dari sekarang jadilah panutan anak dengan mencontohkannya terlebih dahulu di depan anak.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?