MasukDaftarHalaman Saya
Kisah Ayah Bunda
20 Prinsip Dasar untuk Kehidupan Pernikahan yang Bahagia
Komentar 1
Dibaca 7722
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Mungkin pasangan suami istri yang bahagia pun, barangkali adalah pasangan yang paling banyak mengalami kesulitan. Hubungan ayah dan ibu memiliki pengaruh yang besar pada emosi anak. Kami telah merangkum hal-hal yang harus Anda ketahui, agar Anda memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia.

Pernikahan adalah hubungan kehidupan antara dua manusia. Dalam kehidupan pernikahan, harus ada prinsip dan aturan, sehingga kita dapat mengatasi situasi-situasi baru yang terus muncul dengan bijaksana. Jika sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan, Anda hadapi dengan kemarahan dan kejengkelan, hal itu hanya akan membuat hidup Anda berjalan dengan tersendat-sendat. Jadi, dengan prinsip dan filosofi yang bagaimana sebaiknya dipahami agar kehidupan pernikahan Anda dapat dilalui dengan lancar dan bahagia?

Kunci pernikahan adalah, saat senang maupun susah, saat tak berdaya maupun tidak menyenangkan, dua orang berjalan bersama ‘menyatukan kekuatan’. Jika Anda hanya menekankan pada sikap keras kepala dan pemikiran Anda sendiri ... hal itu akan melanggar hakikat pernikahan. Ingatlah baik-baik.

Apa saja 2 hal yang menyebabkan kehidupan pernikahan menjadi sulit? Mari kita cari tahu terlebih dahulu.

Yang Pertama adalah mulut kita.

Kata-kata yang menyakitkan, kata-kata yang tidak berguna, kata-kata kotor, semuanya keluar dari mulut. Jika kita berpikir dulu sebelum berbicara, dan jika Anda mendengar kata-kata dari lawan bicara terlebih dulu ... sebelum Anda marah, tarik nafas dan jika Anda menanyakan setidaknya sekali (apakah niatnya benar), jika Anda berbicara dengan tenang, tidak emosional, pernikahan Anda akan menjadi benar-benar bahagia. Saat Anda marah dan meninggikan suara Anda, perasaan Anda akan memburuk dan hubungan Anda dengan pasangan akan menjadi bertambah parah.

Yang kedua adalah kurangnya berdialog.

Kuncinya adalah bagaimana mengendalikan mulut Anda, namun, pernikahan tidak dapat dipertahankan tanpa percakapan yang membahagiakan di saat-saat penting. Ketika dua orang yang berbeda dikemas menjadi sebuah keluarga, dan Anda menutup mulut Anda, pasangan Anda tidak akan dapat mengetahui apa yang Anda pikirkan. Jadi, berusahalah sebaik mungkin untuk terus berdialog dengan pasangan Anda.

Jika kita bisa mengendalikan mulut dengan baik pada saat emosi, jika dua orang dengan pemikiran yang berbeda, memecahkan berbagai macam masalah, satu persatu, dengan cara berdialog... sesungguhnya pasangan suami istri yang seperti ini, lebih bahagia daripada pasangan suami istri manapun.

Jadi, pertimbangkan dua prinsip dasar tersebut dan mari kita cari tahu 20 wawasan penting untuk kehidupan pernikahan yang bahagia.

1. Anda bisa salah.

Ketika lawan bicara 'menyerang' Anda, Di dalam hati, Anda pasti pernah berpikir seperti ini, “Nggak kayak gitu deh", "dia nggak tahu apa-apa kok ngomong gitu", "aku nggak berpikir kayak gitu”... Ingatlah baik-baik bahwa orang lain juga dapat berpikiran yang sama seperti apa yang Anda pikirkan.

Hubungan dengan suami juga sama saja. Jika Anda selalu beranggapan bahwa pikiran dan perkataan Anda yang benar, maka Anda tidak akan pernah berhenti beradu argumen dengan suami. Anda harus mengasumsikan bahwa pikiran Anda mungkin saja salah. Sehingga akan ada dialog, dan Anda juga akan mendengarkan dengan baik pikiran suami Anda. Kenapa? Karena Anda bisa saja salah.

2. Jangan menjanjikan sesuatu yang tidak dapat Anda penuhi.

Di antara hubungan dua orang, akan terus menerus muncul hal-hal kecil yang harus didiskusikan bersama. Namun, janganlah Anda menjanjikan sesuatu hal yang Anda tidak yakin dapat memenuhinya. Lebih baik Anda berkata jujur dan mengakui bahwa hal itu sulit untuk dipenuhi.

3. Semua orang membuat kesalahan.

Apakah Anda pernah melakukan kesalahan? Tentu saja Anda akan menjawab “ya”. Kalau begitu, suami dan istri bisa saja membuat kesalahan. Mengapa Anda ingin kesalahan Anda dapat ditoleransi, tetapi Anda terkadang tiba-tiba meledak marah karena kesalahan pasangan? Jika Anda marah, sama juga dengan pasangan Anda, kemungkinan ia juga menyimpan amarah yang lebih besar karena kesalahan yang Anda perbuat. Hal ini membuat hubungan antar suami istri memburuk. Ingatlah baik baik, bahwa tentu saja lawan bicara Anda memiliki kesalahan. "Saya juga, tentu saja pernah melakukan kesalahan dan pada saat itu terjadi, seperti apa respon yang saya harapkan dari lawan bicara?"

4. Hargai pasangan terlebih dahulu jika Anda ingin dihargai.

Yang paling pokok dari hubungan antar sesama manusia adalah saya akan mendapat perlakukan dari orang lain sebagaimana saya memperlakukan orang lain. Jika Anda marah dan terus mengeluh, keluhan dan penghindaran dari orang lainlah yang akan Anda terima. Tapi jika Anda tertawa ,memuji, dan memberikan dorongan, itulah yang akan kembali kepada Anda. Ketika Anda marah, ketika Anda ingin berteriak, ketika Anda ingin mengomel, berpikirlah sekali lagi, “Bagaimana saya ingin diperlakukan dan bagaimana saya ingin orang lain berbicara kepada saya?".

5. Perlihatkan terlebih dahulu ketertarikan dan antusiasme Anda.

Pernahkah Anda sedih karena suami Anda tidak tertarik pada apa yang Anda sukai atau yang Anda minati? Jika demikian, strategi terbaik adalah menunjukkan ketertarikan pada bidang yang diminati suami Anda. Misalnya, jika suami menyukai sepak bola, menonton sepak bola dengan seru bersama-sama dan mengobrol tentang sepak bola. Lihat suami Anda dan berikan pujian padanya bahwa ia mengetahui begitu banyak. Dengan begitu, maka istri dapat menjinakkan suaminya, sehingga pada suatu saat, suami juga akan menengok sebentar tentang apa yang diminati oleh sang istri, dan mulai mengajukan pertanyaan. Semuanya bisa saling memberi dan menerima. Adalah sebuah tindakan yang bijaksana untuk berinisiatif dan mencoba terlebih dahulua. “Jika saya berubah, maka semuanya akan berubah”. Berharap orang lain berubah tanpa melakukan apa-apa hanya akan membuat Anda tertekan sendiri.

6. Harus konsisten.

Anda harus melaksanakan apa yang Anda katakan. Tidak ada gunanya jika Anda hanya berbicara saja tapi tidak melaksanakannya. Jadi, ketika Anda berbicara, pikirkanlah apakah Anda dapat melaksanakannya atau tidak. Juga, tidak ada gunanya memperlakukan pasangan dengan baik hanya pada saat yang baik. Yang benar-benar penting adalah apakah Anda saling memperlakukan pasangan dengan baik ketika berada dalam kesulitan. Jika Anda saling berpaling ketika berada dalam kesulitan, pernikahan Anda akan retak. Saat mengalami kesulitan, saling memperlakukan pasangan dengan baik, sehingga hubungan suami istri dapat terus menerus bahagia selamanya. Ketika mengalami kesulitan, ingatlah bahwa inti dari pernikahan adalah melewati periode yang sulit itu. Kunci rahasianya adalah dengan saling memperlakukan pasangan dengan baik di saat suka maupun duka.

7. Meskipun berbeda pendapat, bukalah hati dan berdialog.

Meskipun Anda menikah karena cinta, meskipun Anda cinta buta dengan pasangan Anda, pria dan wanita memiliki pemikiran yang berbeda pada banyak hal. (Ini adalah kenyataan hidup.) Oleh karena itu, perbedaan pikiran, dari hal kecil hingga masalah yang besar, sedikit sedikit akan terus ada dan tidak dapat dihindari. Jika Anda tetap keras kepala, akan timbul masalah dalam hubungan suami istri. Jika Anda ingin pendapat Anda dihargai, maka Anda harus membuka pikiran, mendengarkan, dan berdialog dengan dengan lawan bicara Anda.

8. Jangan menghina/meremehkan/mengomel tentang sesuatu yang Anda ketahui dengan baik.

Banyak ibu diam-diam mengomel, ketika ayah mengasuh anak atau ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga. "Gitu aja kok nggak becus sih?", "Masa gini aja nggak bisa?" Apa alasannya? Karena ibu merasa ahli dalam hal ini. Hal ini membuat Ayah semakin lama semakin tidak ingin melakukannya dan menjadi tambah berpikiran untuk tidak ingin melakukannya. Pada akhirnya, kemungkinan ibu mengerjakan semuanya sendirian menjadi lebih besar. Ketika pasangan Anda berpartisipasi pada kegiatan yang Anda ketahui dengan baik, beritahukan caranya dan meskipun kurang sempurna di mata Anda, sebaiknya berikanlah pujian dan dorongan.  

9. Biasakanlah selalu saling berunding mengenai hal-hal yang penting.

“Sebaiknya bagaimana ya?”, simpel. Berdiskusilah saat ada masalah keluarga yang penting. Saat makan, saat jalan-jalan, "Nanti malam ada waktu mau ngapain?" Anda boleh bertanya setiap saat. Mari menumbuhkan kebiasaan untuk selalu saling bertanya, sebelum Anda mengungkapkan pendapat Anda dengan kuat. Maka, Anda akan dapat menemukan pasangan yang enak diajak bertukar pikiran mengenai semua masalah.

10. (Mari berusaha) memberikan perhatian pada pasangan Anda kapanpun dan dimanapun.

Pernahkah Anda kurang memperhatikan pasangan Anda karena ada sesuatu yang harus Anda perhatikan lebih? Pada saat Itulah adalah saat yang tepat untuk memberikan perhatian pada pasangan Anda. Mari kita berpikir bahwa Anda adalah orang yang sibuk di kantor, sering lembur dan terlambat pulang ke rumah. Pikiran-pikiran seperti, “Saya tidak sempat menelepon ke rumah, dan saya tidak punya waktu untuk bermain dengan anak dan istri…” bisa jadi hanya alasan Anda untuk merasionalisasi diri.

Pada saat ini, Anda perlu memikirkan apakah Anda hanya ingin bekerja, bahkan setelah 20 tahun kemudian. Sebagian besar orang tidak berpikir demikian. Kalau begitu, apakah boleh jika Anda tidak memperhatikan pasangan sekarang dan memperhatikannya setelah 20 tahun kemudian? Sama sekali bukan begitu. Pada saat itu, hubungan akan memburuk dan tidak terpulihkan. Kehidupan pernikahan adalah berusaha memberikan perhatian kepada psangan di saat sibuk. Jika dua orang tidak berkomunikasi, mereka akan menempuh jalan yang berbeda. Jadi saat Anda terfokus pada satu hal, baik jika Anda mengingat hal ini “Jika seperti ini 20 tahun kemudian, apakah akan baik-baik saja?” Jawabannya adalah 'tidak', sekarang angkat telepon Anda dan telepon pasangan Anda. Bukan untuk pasangan Anda, tetapi untuk diri Anda sendiri.

11. Jangan takut…Semua masalah pasti terpecahkan.

Terkadang, dalam hidup muncul masalah keluarga atau masalah-masalah lain yang sulit. Pada saat ini, apakah pernikahan akan berjalan dengan baik, tergantung pada bagaimana Anda mengatasi masalah tersebut. Bertanyalah pada diri sendiri, "Apakah masalah tersebut begitu penting sampai-sampai harus memperburuk pernikahan Anda? Apa yang penting?"

Masalah akan terselesaikan seiring dengan berjalannya waktu. Pikirkanlah sekali lagi, apakah lebih penting masalah Anda memperburuk kondisi pernikahan, atau kebahagiaan hubungan antara dua oranglah yang lebih penting.

12. Jangan berteriak kecuali ada kebakaran.

Sekalinya Anda berteriak, maka, kemungkinan Anda berteriak lagi menjadi lebih besar. Ketika Anda berteriak, maka kemungkinan lawan bicara untuk berteriak menjadi lebih besar. Jika Anda menginginkan hal yang seperti itu, maka berteriaklah. Selain itu jika orangtua sering berteriak-teriak, kemungkinan anak-anak untuk berteriak dan suka membanta juga menjadi lebih besar. Jika Anda melihat seseorang yang berteriak-teriak di dalam angkutan umum, Anda mengerutkan dahi bukan? Sama saja dengan di rumah. Jangan melakukan hal itu, mulailah dari diri Anda sendiri.

13. Jika Anda ingin menang, menangkan lawan bicara Anda.

Ini adalah hal yang sebetulnya semua orang tahu... jika Anda ingin menang, mengalahlah terlebuh dahulu. Ketika Anda mengalah, orang lain juga akan mengalah untuk Anda.

14. Jika Anda ingin 'menilai' atau 'mengkritik’, lakukanlah dengan kasih sayang.

Apakah Anda suka dengan orang yang menilai dan mengkritik sesuka hati tanpa kasih sayang? Mungkin saja tidak. Jika Anda ingin menilai dan mengkritik lawan bicara Anda, sebaiknya, terlebih dahulu Anda melakukannya dengan kasih sayang. Ada kalanya Anda mengutarakan pendapat Anda karena Anda mencintai orang tersebut. Namun, jika Anda hanya ingin mengktirik tanpa ada rasa sayang, maka niat Anda tidak akan bisa tersampaikan dengan baik.

15. Jangan mengulangi kesalahan yang Anda lakukan di masa lalu

Jika Anda menyadari bahwa pasangan tidak suka atau membenci sesuatu, jangan pernah lakukan hal itu lagi. Hormati satu sama lain. Pernikahan juga harus didasarkan pada aturan. Jangan mengulangi lagi kesalahan yang telah Anda perbuat.

16. Lebih baik mengabaikan hal-hal di sekitar Anda daripada mengabaikan pasangan Anda.

Jika Anda tidak ingin sendirian setelah 20-30 tahun, jika Anda tidak ingin makan sendirian ... Jika Anda tidak ingin mengakhiri hubungan dengan singkat ... Sebaiknya ingat dengan baik hal ini.

17. Tidurlah bersama pasangan Anda.

18. Pujilah pasangan Anda sekali sehari.

Pengakuan tulus dan pujian memainkan peran penting dalam pertumbuhan semua hubungan. Khususnya para pria, menginginkan untuk mendapatkan pengakuan dari siapapun. Jika istri tahu pikiran suami yang sepele seperti ini... maka akan terbentuk hubungan yang benar-benar bahagia. Hal yang sama juga berlaku untuk para suami kepada istri.

Jika Anda memberikan pujian dari hati Anda untuk pasangan Anda, Anda akan menemukan diri Anda menikmati pernikahan yang bahagia tanpa Anda menyadarinya.

Yang penting adalah, perbanyaklah pujian dan kurangi omelan.

19. Akui kesalahan Anda dan minta maaflah.

20. Prinsip mata ganti mata hanya akan membuat semua menjadi buta.

Ketika pasangan suami istri bertengkar, dan salah seorang sangat marah, apakah Anda akan ikut naik darah? Atau pada saat itu, Anda berusaha untuk meredakan situasi, meninggalkan tempat, mengambil nafas dan menenangkan diri? Jika suami istri bertengkar, maka win-win strateginya adalah dengan saling bersabar dan mengendalikan diri.

Bahan pertimbangan
Konten Chai's Play tidak hanya terbatas diterapkan oleh ibu saja. Ayah, anggota keluarga lain, pengasuh dan para pendidik PAUD bisa mempraktikkannya juga.

TriWidiartihampir 3 tahun yang lalu
Sangat menginspirasi...👍👍👍👍
Lihat komentar lain
Bagikan artikel ini kepada orang-orang yang Anda sayangi.
Copy link
Bagaimana dengan konten ini?