Anak yang Bicaranya Gagap Harus Merasakan Keseruan Berceloteh

발달고민

만 5세

Jadilah pendengar yang baik untuk setiap ucapan si kecil. Peran orangtua sangatlah penting dalam membantu si kecil untuk menjadi lebih baik.

Di masa kanak-kanak, nalar si kecil berkembang dan ia memiliki keinginan kuat untuk merangkai kata-kata dan mengekspresikannya kepada Anda.

Tentu saja praktiknya tidak semudah apa yang dipikirkannya. Ia mungkin kebingungan harus menggunakan kata-kata apa, atau mungkin apa yang ada di benaknya tidak bisa keluar dari mulutnya. Sangat wajar jika si kecil memperlihatkan gejala bicara gagap di fase ini.

Agar gejala ini tidak keterusan dan jadi kebiasaan, tentu saja perhatian dan pengamatan orangtua sangatlah berperan penting.

Anak yang bicara gagap, mengapa harus distimulasi?

1. Berlatih memahami bentuk mulut

Banyak sekali suku kata yang pelafalannya berbeda, tapi memiliki bentuk mulut yang sama saat dilafalkan. Anak harus banyak berlatih dan diperlihatkan contoh agar ia bisa memahami lebih jelas bentuk mulut saat berkata-kata.

2. Anak akan semakin menciut jika ditegur

Merespon anak dengan ucapan-ucapan negatif seperti "Ngomong yang bener!", "Pelan-pelan ngomongnya!", "Kok kamu kaya gitu sih bicaranya?!" tidak akan membantu memperbaiki gejala anak. Sebab itulah si kecil membutuhkan banyak latihan dan pengalaman-pengalaman positif saat berlatih bicara.

3. Melatih anak agar bicara dengan lebih perlahan dan stabil

Banyak hal di benak anak yang mungkin ingin ia sampaikan. Ia kebingungan dan sulit mengelola pikirannya sehingga terdengar gagap. Bisa dibilang ini termasuk fenomena yang wajar pada si kecil. Tapi jika dibiarkan, bisa saja gejala ini malah jadi kebiasaan dan terbawa hingga dewasa. Karena itu si kecil perlu stimulasi yang tepat agar ia bisa bicara dengan lebih tertata dan tenang.

Gejala bicara gagap bisa jadi suatu kebiasaan yang sementara saja. Karena itu, kuranglah bijaksana jika anak justru dimarahi, diralat berlebihan, atau ditegur terus menerus. Respon negatif orangtua malah justru merusak rasa percaya diri anak dan gelaja ini justru bisa menjadi lebih parah. Pahamilah alasan di balik gejala anak, dan berikan ia dukungan untuk memperbaikinya.