Ketika anak memasuki kehidupan institusi, ia akan bertemu banyak orang baru. Selain teman sekelas, guru, bahkan kakak dan adik kelas.
Untuk seorang anak yang pertumbuhan sosialnya masih berkembang, sangat tidak mudah untuk bertukar pikiran dan mengekspresikan emosi dengan orang-orang yang beragam ini dan hidup selaras dengan mereka.
Situasi ini bisa menjadi pemicu stres, terutama bagi anak yang memiliki kepribadian pasif atau introvert.
Anak secara alami diberi kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka melalui hubungan dengan teman sebaya. Karena ketrampilan mengekspresikan diri ini masih belum dikuasai anak, maka Anda harus membantu mereka belajar mengekspresikan diri secara tepat tergantung pada situasinya.
Anak akan menghadapi berbagai situasi konflik saat bermain dengan teman-temannya. Dalam situasi konflik ini, anak akan terus berlatih mengekspresikan pendapatnya, memahami sudut pandang orang lain, dan menemukan solusi/jalan keluar yang tepat. Melalui ini, kemampuan pemecahan masalah (problem solving skills) anak akan tumbuh secara alami.
Terus membatasinya dan melindungi anak secara berlebihan sama saja dengan merampas kesempatannya untuk bertumbuh kembang dan menyelesaikan masalah sendiri. Meskipun si kecil masih terlihat takut dan kaku, bantulah dirinya mempersiapkan diri sebagai bagian dari masyarakat.
Setiap anak mengalami berbagai kesulitan dalam hubungan pertemanan dan melalui beragam pengalaman dan situasi, ia akan belajar bagaimana bergaul dengan luwes.
Meskipun Anda masih khawatir tentang anak Anda, terutama jika ia tergolong pasif/introvert, berikan kepercayaan kepadanya! Bantu anak Anda menghadapi tantangan ini dengan bijak dan berani!