Anak membutuhkan bimbingan agar ia bisa menyalurkan tekanan dan kegelisahan batinnya.

Emosi-emosi negatif bisa membuat hati dan pikiran anak merasa kewalahan dan frustasi. Emosi-emosi negatif ini harus dikelola dengan bijak, tentunya dengan berlatih terus menerus.

Ada kalanya anak bersikap impulsif karena tidak bisa menahan amarahnya dan melampiaskannya dengan memukul orang lain. Karena itu, pahamilah faktor-faktor psikologis dan cara menghadapi perilaku ini, agar anak bisa mengelola emosinya dengan lebih baik.

Mengapa anak harus diajarkan cara mengelola emosi negatifnya?

1. Mengendalikan dan mengekspresikan emosi adalah suatu pembelajaran

Mengekspresikan perasaan anak melalui bahasa dan perilaku adalah hasil dari pembelajaran alami melalui interaksi dengan orang-orang di sekitar anak, seperti orang tua dan teman sebaya. Karena si kecil masih belum terampil untuk mengendalikan emosi, maka orangtualah yang seharusnya menjadi contoh dari ekspresi emosi yang benar.

2. Stres dalam diri anak harus disalurkan

Bukan berarti jika anak marah, artinya stres dan emosi negatif dalam dirinya sudah terselesaikan. Anak perlu diajarkan cara mengendalikan emosi dan menyalurkan stres dengan ekspresi yang tepat.

3. Mengelola emosi juga butuh latihan

Latihan yang cukup juga diperlukan untuk mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi. Prosesnya dapat disertai dengan berbagai percobaan dan kesalahan. Dalam proses latihan, validasikanlah emosi yang dirasakan anak. Ketimbang bersikap khawatir dan cemas, atau bahkan naik darah, dampingilah anak melewati proses latihan ini.

Banyak perilaku anak yang sulit untuk dimengerti, karena ia masih memiliki kemampuan regulasi diri yang belum berkembang dengan baik.

Namun, karena kontrol emosi dan keterampilan berekspresi ini harus terus dilatih, bimbingan Anda sangatlah penting dan harus menjadi contoh yang baik baginya.

Temui kiat pengasuhan dan kurikulum permainan untuk membantu Anda memahami emosi si kecil bagaimana cara mengarahkannya dengan benar!