Anak-anak memang belum terampil dalam mengekspresikan emosi sehingga kadang mereka tunjukkan melalui perilaku negatif.
Tidak ada yang salah jika Anda beranggapan bahwa saat si kecil sudah bisa mengerti ucapan orang, nanti masa pertumbuhan si kecil akan berlangsung dengan baik-baik saja. Namun, sebetulnya gaya asuh dan cara yang Anda gunakan dalam mengasuh si kecil rupanya bisa memberikan hasil yang berbeda.
Agar si kecil tumbuh dengan sehat, mulailah menentukan gaya asuh yang tepat demi mendukung masa tumbuh kembang buah hati Anda.
Si kecil suka memukul wajahnya sendiri, mengapa bisa begitu?
1. Mengekspresikan ketidaknyamanan
Karena anak belum terampil dalam mengekspresikan diri secara verbal dan belum memahami cara menunjukkan rasa ketidanyamanan, terkadang anak mengekspresikannya secara agresif seperti memukul wajahnya sendiri.
Ada baiknya Anda terlebih dahulu memahami apa yang sedang anak rasakan, lalu mencoba mengatasi perilaku memukul anak.
2. Cara yang digunakan untuk menunjukkan permintaan
Saat anak memukul wajahnya sendiri, biasanya ibu akan kaget sambil berusaha menghentikan perilaku anak, lalu mengabulkan permintaannya.
Dari situ, anak justru akan belajar bahwa perilaku agresif seperti ini rupanya efektif untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
3. Memukul wajah untuk mendapatkan perhatian
Perilaku memukul wajah dan perilaku agresif lainnya muncul sebagai ekspresi emosi dan permintaan anak yang sehari-hari kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Agar perilaku negatif seperti ini tidak tumbuh menetap pada anak, sebaiknya Anda berikanlah perhatian yang cukup dan ekspresi yang tepat kepada anak.
Semua tingkah laku yang anak tunjukkan pasti ada pemicunya. Membaca perasaan anak dan mencari cara yang tepat untuk memecahkannya adalah kunci untuk mengatasi perilaku negatif si kecil.
Temukanlah tips pengasuhan dan kurikulum permainan yang efektif untuk membaca isi hati anak dan meredakan perilaku memukul wajah si kecil!
