













Anak yang memiliki banyak interaksi dengan sang ayah cenderung tumbuh menjadi orang yang aktif, optimis, dan mandiri. Sebaliknya, anak yang kurang memiliki interaksi dengan sang ayah, cenderung tumbuh menjadi orang yang pesimis dan kecil hati.
Jika si kecil tergolong bayi yang maunya 'nempel' terus dengan ibu saja, pikirkan kembali bagaimana perilaku ayah, dan periksalah kembali apakah ayah sudah bersedia meluangkan waktunya yang berharga bersama buah hati Anda.

Ayah yang berpartisipasi aktif dalam pengasuhan si kecil dan mampu membangun interaksi positif, mempengaruhi perkembangan sosial anak. Anak cenderung akan tumbuh lebih supel dan tidak takut orang asing. Selain itu, anak akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan yang baru dan memiliki hubungan sosial yang lebih luwes dengan orang lain.
Permainan yang dilakukan bersama ayah relatif lebih banyak menggunakan fisik dan bergerak, ketimbang permainan bersama ibu. Aktivitas fisik baik untuk memberi otak asupan oksigen, menyalurkan energi, dan meredakan stres anak.
Perasaan dilindungi oleh sosok yang kuat seperti ayah bisa menumbuhkan kestabilan emosi si kecil sehingga ia mampu menghadapi berbagai situasi dengan lebih optimis dan gigih.

Hubungan anak dan ayah tidak kalah pentingnya dengan hubungan anak dan sang ibu. Praktikkan pengasuhan oleh ayah dengan antusias, untuk tumbuh kembang anak yang sehat dan bahagia.













